Tuesday, September 25, 2012

Happy International Day Of Peace 21 September 2012

        Membuka kembali gambar-gambar kebersamaan saya dengan mereka membuat saya selalu ingin kembali dan kembali lagi. Mereka bukan hanya teman bagi saya saat ini, bahkan sudah bagaikan keluarga besar yang tak akan saya lupakan.
        Berawal dari perkenalan di sebuah acara Pramuka di sebuah sekolah wilayah Jakarta Timur, saya bertemu mereka. Saat itu mereka datang untuk  sebagai undangan dan karena program twin school pada sekolah tersebut. Kami menyambut mereka penuh suka cita, berbagai jamuan dan tarian seni budaya kami tampilkan sebagai rasa bangga kami sebagai bangsa yang memiliki banyak budaya dan adat.
         Berlanjut dari pertemuan itu beberapa diantara mereka masih berhubungan dengan saya lewat jejaring sosial. Bergurau, berbincang-bincang, bertukar informasi dan bertukar pendapat mengisi hari-hari kami dalam jejaring sosial. Jarak yang jauh tak menyulitkan kami untuk tetap bisa bersenda gurau, karena kecanggihan teknoligi membantu kami terus saling mengirim kabar.

        Di tahun 2010 kami bertemu kembali setelah 2 tahun, Karnival koko yang diadakan SKTTDI (1) Kuala Lumpur Malaysia ternyata lebih mempererat persaudaraan di antara kami. Ada bermacam permainan Pramuka (Scouts) yang mempersatukan kami, Pramuka dan Pengakap berbaur menjadi satu, mereka di kumpulkan dalam berbagai kelompok yang di dalamnya terdapat Scouts dari berbagai bangsa dan negara. Mengalami sekolah di negara yang berbeda, hidup dalam lingkungan keluarga angkat yang berasal dari negara dan budaya yang berbeda, dan memiliki sahabat dari berbagai bangsa dan negara yang berbeda.

        Perjalanan tak hanya di sekitar Kuala Lumpur, kami pun di bawa kedalam perjalanan menuju Pahang. Di sana kami menginap pada sebuah wisma yang di kelilingi hutan lebat yaitu Biodiversiti, sebuah lembaga seperti dinas kehutanan di Malaysia. Kami juga berkunjung ke sebuah sekolah di Pahang yaitu SK Bolok, kami di sambut oleh tarian suku anak dalam (orang asli) yang kebetulan juga bersekolah di sana. Lapangan luas dan masih di tumbuhi rumput-rumput liar menambah gambaran pedesaan yang asri, kami berbaur dalam permainan yang di rancang untuk mempererat persahabatan diantara kami.
        Perjalanan kami pun di lanjutkan pada balai konservasi pelindungan Gajah di kuala gandah, tak hanya sampai di sana kami juga mengunjungi Deerland, sebuah penangkaran rusa yang bergerak bebas di dalam hutan dan berkembang biak secara alami, kami di persilahkan untuk memberikan makan rusa dan bermain-main dengan rusa. Di sana juga terdapat kebun binatang mini yang di dalamnya terdapat berbagai hewan koleksi dari seorang pejabat yang memiliki penangkaran rusa itu.

       Sepulang dari Kula Lumpur dan kembali ke Jakarta membawa cerita tersendiri bagi kami, Michelle menjadi tambah percaya diri dengan prestasinya yang semakin meningkat menjadi seorang Pramuka Garuda kategori Pramuka Siaga, Daffa yang ganteng semakin di ridukan oleh teman-temanya di Kuala Lumpur, Arief yang menjadi lebih dewasa dalam bertindak, Nadia yang bawel semakin pandai dengan bahasa ingrrisnya, Mutahary yang tidak menjadi cengeng lagi dan semakin aktif dalam kegiatan Pramuka, Putri yang melesat dalam akademis dan Anwar yang terus memperbaiki diri untuk lebih percaya diri dan berani.
       27 February 2011, atas undangan pribadi dari seorang teman di Kuala Lumpur, Saya kembali ke Kuala Lumpur, saat itu di kabarkan Michael Baden Pawell cucu dari Bapak Pandu Sedunia Robert Baden Pawell akan datang dalam jamuan malam di ekolah mereka. Senangnya hati saya saat itu bisa berjabatan tangan, bergambar dan berbincang dengan sosok yang selalu di cari di seluruh dunia. Banyak anggota Pramuka yang bertanya kepada saya, mereka tak percaya bila Robert Baden Pawell masih memiliki keturunan yang masih aktif dalam Scout, mereka beranggapan sudah tak ada lagi keturunan yang mewarisi dirinya membawa misi perdamaian dunia lewat scout. Karena banyaknya yang bertanya dengan saya maka saya tuangkan pengalaman saya dalam cerita saya di Blogger pribadi.
       27 April 2011 melalui press conference video Chatt kami bertemu lagi, saat itu di liput oleh TV 3 Malaysia dan Borneo buletin dari Brunei. Bertambah lagi sahabat kami dari Kg Mata-mata Brunei Darusalam. Bertemu mereka melalui Video Chatt melepas rindu diantara kami, tampilan visual video menebus rasa rindu diantara kami yang berjauhan. Michelle, Nadia, Daffa dan Muthary yang saat itu berbincang-bincang dengan sahabat mereka dari Kuala Lumpur dan Brunei ini sangat bahagia rasa rindu mereka terobati.

        October 2011 kami kembali ke Kuala Lumpur memenuhi undangan Karnival koko, sebuah acara tahunan yang diadakan oleh SKTTDI (1) KL Malaysia. Kali ini hadir sahabat kami dari Bejing dan Thailand, bertambah lagi sahabat kami memperkaya budaya dan pengetahuan kami akan dunia. Seperti tahun sebelumnya berbagai permainan dan keterampilan Scout semakin mempererat persaudaraan kami, pentas seni akhirnya melengkapkan keaneka ragaman budaya diantara kami. Walau berbeda bangsa, Negara, Budaya dan Ras, kami di persatukan oleh Scout. Kami pembawa pesan perdamaian dunia, tak ada kepentingan politik, tak ada kepentingan pribadi dan tak ada perbedaan. Justru semua itu lebur jadi satu tujuan menciptakan perdamaian dunia lewat persahabatan dan persaudaraan, menunjukan bahwa perbedaan bukan penghalang, jarak yang jauh bukan hambatan dan hanya ada satu kepentingan adalah perdamaian dunia untuk masa depan.
        Tidak hanya dalam lingkungan sekolah, seperti tahun sebelumnya kali ini kami menjalani Green Ranger Camp, sebuah lembaga non provit yang mengetengahkan pendidikan lingkungan hidup lewat program camp yang menarik bagi pelajar. Mulai dari kunjungan kami di bukit merah lake resort, sesampainya di sana kami di bagi 2 kelompok untuk mempermudah pemandu dari Green Ranger membawa kami berkeliling mempeberikan pengarahan. Di sana ada sebuah taman binatang Mini bernama Eco Park, setelah puas bermain dengan binatang koleksi di sana, kami pun berangkat menyeberangi pulau di seberang untuk melihat Balai consevasi pelindungan primata Orang Hutan. kami di berikan pengarahan mengenai Orang hutan yang berada di sana. Setelah puas bermain dengan Orang hutan kami pun kembali ke wisma yang termasuk mewah menurut kami, malam yang lelah dan tidur yang nyeyak mengukir senyum kami hingga pagi.
         Pagi harinya kami meneruskan perjalanan ke Pulau Banding, sesampainya di sana sudah menantu kapan boat yang akan mengantar kami menyusri sungai dan pulau-pulau kecil yang mengelilinginya. Memasuki hutan yang asri, melewati kubangan air di sertai hujan gerimis tak menghalangi langkah kami menyusuri hutan untuk mempelajari ciptaan Tuhan yang amat besar. Pulang ke Hotel kami berkumpul dalam sebuah aula, di sana diadakan berbagai permainan yang menyangkut pelestarian hutan, di harapkan dari permainan itu tercapailah misi pelestarian hutan pada generasi muda. Esok harinya sebelum kembali ke Kuala Lumpur kami di bawa ke sebuah Research Centre, lembaga yang meneliti perkembangan dan pembiakan ikan sungai. melalui simulasi-simulasi yang mereka pertunjukan kami di jelaskan betapa pentingnya melestarikan lingkuangan dan menjaganya agar tidak punah.
         Banyaknya pengetahuan yang kami dapat semoga saja dapat menjadi bekal buat kami agar dapat terus berupaya melestarikan lingkungan bagi generasi penerus. Apa yang kita miliki sekarang adalah titipan anak dan cucu kita maka cintai Lingkungan mu, lestarikan dan jaga dari kepunahan.

        Setahun sudah tak bertemu, tanpa di sadari ikatan persaudaraan semakin erat. Mereka bukan hanya teman atau sahabat bagi saya, tetapi sudah bagai saudara sekandung. Betapa rindunya saya dengan sahabat-sahabat saya membawa saya untuk kembali hanya sekedar bersilaturahmi. Moment Idul Fitri 2012 mempertemukan kami lagi di bulan september.
        Tak henti-hentinya saya bersyukur kepada Allah SWT memiliki sahabat, keluarga dan saudara seperti mereka. Berkah Allah SWT yang tak pernah saya bayangkan selama ini. Saya punya Abang-abang, Kakak-kakak, adik-adik dan orang tua yang begitu menyayangi saya di Kuala Lumpur. Sambutan mereka adalah Berkah dari Allah SWT yang tak pernah saya kira sebelumnya.
         Ya Allah saya kembali Ke Kuala Lumpur dengan harapan dapat bersilaturahmi dan mempererat persaudaraan diantara kami, terima kasih atas Berkah Mu ya Robb yang tak terbayangkan. Ya Allah Jangan biarkan Perbedaan, jarak dan kepentingan menghancurkan kekeluargaan yang telah kami bangun. Memiliki saudara seperti mereka adalah semangat dalam hidup saya, memiliki sahabat seperti mereka adalah pelepas rasa sedih dalam kehidupan saya, memiliki keluarga seperti mereka adalah Berkah dalam hidup saya.
         Terima kasih Teman, Sahabat, Saudara dan keluarga terbaik saya. Kalian adalah Berkah terbesar dalam Hidup yang Allah SWT berikan untuk saya, Semoga Allah SWT tetap menjaga dan melindungi hubungan ini sepanjang masa, walau perbedaan dan jarak merintangi namun semua itu bisa di jalani selama kita saling menjaga tali silaturahmi ini. Semoga persaudaraan ini menjadi Berkah buat kita semua, I miss you all.....

Sunday, September 23, 2012

Belajar Kesabaran Dari Supir Taxi


Sepanjang jalan menuju pulang saya bagai melayang tak saya hiraukan orang-orang di dekat saya, yang ada dalam benak saya hanya kenangan masa kecil yang indah bersama orang-orang tersayang. Bagaimana bisa seseorang yang saya kagumin, saya banggakan bisa melakukan ini kepada saya. Saya sangat mengerti maksud dia baik tetapi saat itu saya benar-benar membutuhkan bantuanya, kesempatan tak bisa saya dapatkan di tahun depan karena ada batasan usia, harapan hanyalah pada satu kesempatan itu dan tak ada yang lain. tetapi tak dapat di capai hanya karena keegoisanya akan sebuah prinsip yang dia pegang.

Seketika saya teringat oleh teman saya di Bandung, dia banyak menbantu saya, dia sangat percaya kepada saya bahkan dia selalu mendukung saya. tak ada rasa iri atau takut akan di saingi oleh saya, yang ada pada dirinya adalah bagaimana agar saya maju terus melangkah tampa pamrih dia membantu. saya mulai mebanding-bandingkanya dengan dia, saya merasa dia tak pernah mendukung saya dan seakan takut tersaingi oleh saya. Mengapa orang lain lebih mau mendukung saya di bandingkan saudara sendiri, saya juga terus mengerutu dalam hati betapa teganya dia perlakukan saya seperti ini, tak setiap manusia sempurna, pasti pernah melakukan kesalahan dan saya tahu pasti kesalahan dia di masa lalu tetapi mengapa bagaikan orang sempurna dengan prinsipnya.

Saya langkahkan kaki menyusuri jalan dengan lunglai dan penuh dengan kesedihan, sakit hati dan kekecewaan. Saya rasakan itu semua karena saya begitu menyayanginya dan begitu bangga memilikinya, ternyata benar kata alm. nenek, "Kita boleh Bangga dengan keberhasilan yang di capai oleh saudara kita, tetapi jangan pernah BERHARAP, karena harapan hanya ada pada diri sendiri dan kebanggaan hanya bisa di milki oleh diri sendiri bukan orang lain".

Turun dari Trans Jakarta (Bus) saya putuskan untuk menaiki Taxi karena lelah berjalan tak tentu arah, di dalam taxi saya hanya diam karena lelah sambil menikmati kemacetan kota Jakarta. Supaya tidak mengantuk akhirnya saya putuskan untuk berbincang-bincang dengan supir taxi yang terlihat ramah dan bersahabat, entah mengapa pembicaraan itu akhirnya mengarah pada masalah saya yang baru saja saya alami. Dengan bijak Supir taxi itu memberikan sedikit pandangan kepada saya, tanpa menggurui dan tanpa menilai salah dia telah membuat saya kagum akan usaha-usahanya.

"Kamu masih muda banyak Jalan yang harus kamu tempuh, bila belum berhasil bukan berarti gagal, belum bisa di dapat belum tentu bukan yang terbaik buat kamu, Allah maha tau apa yang terbaik buat umatnya, terbaik menurut kamu bukan berarti terbaik menurut Allah. Bila akhirnya kamu belum bisa mendapatkanya berarti Allah masih ingin memberikan Misi yang lain yang lebih baik untuk kamu yang harus kamu selesaikan. Jadi jangan pernah putus berharap akan datang saatnya nanti lebih indah dari yang kamu harapkan." ucapnya sambil tersenyum.

Perlahan saya mencerna maksud dari perkataanya, bagaikan seorang malaikat yang berbisik kepada saya, "Masih ada misi kebaikan yang harus kamu lakukan bukan berarti gagal tetapi ada banyak di luar sana yang masih membutuhkan kamu untuk membantunya.". kemudian saya geser tempat saya duduk berupaya melihat wajah dan fisik Supir taxi itu karena saya duduk di bangku belakang, saya lihat wajahnya yang sedikit cacat dengan sebelah kelopak matanya menurun hampir menutupi matanya dan jemarinya yang memegang setir mobil sedikit meliuk-liuk seperti berombak, terlihat tak normal, entah kalau kakinya tetapi dari cara bicaranya sepertinya dia penyandang cacat tubuh.

SubhannaAllah, maha besar Allah yang menciptakan dia dengan kekuranganya namun tak gentar dia berjuang menghadapi hidup. Dengan keterbatasanya dia bisa mencari nafkah untuk 1 orang anak dan istrinya, dengan keterbatasanya dia tak mau mengemis, dengan keterbatasanya dia tetap berharap akan ada kebaikan dari kekurangan yang dia miliki. "Saya sudah 25 tahun menjadi supir taksi dik, karena sitemnya mencicil mobil sendiri dari komisi harian membawa taxi jadi saya sudah mendapat 3 mobil. hasilnya saya jual dan saya tabung buat anak saya sekolah ke perguruan tinggi nanti" Dengan senyum bangga membuat saya malu dengan diri sendiri