Tuesday, December 25, 2012

Kuala Lumpur, Langkawi, Pulau Tuba... Saudara ku Bertambah lagi...

Kembali lagi ke Kuala Lumpur bagaikan kembali ke kampung halaman sendiri (psssttt...kan kota kok Kampung sih..??? he.he.he...). Bertambah lagi saudara ku lewat kegiatan Program anak angkat dan pendidikan alam sekitar yang diadakan pada tanggal 14 November hingga 22 November 2012 di pulau Tuba, Langkawi dan Kuala Lumpur.


14 November kami berangkat dari Jakarta pagi hari tiba di Kuala Lumpur pada pukul 1 siang waktu setempat, Sesampai di sana kami di sambut dengan baik oleh keluarga angkat ku. Satu hari kami menginap di rumahnya (terima kasih untuk keluarga Bapak Solehudin yang sudah begitu meriah menyambut kedatangan kami).

Malam harinya kami di bawa berjalan-jalan melihat kota Kuala Lumpur di waktu malam, kami pun berhenti pada sebuah taman yang di penuhi oleh pohon-pohon berlampu dan berbagai bentuk karakter bercahaya lampu. I-City Shah Alam. Indah sekali malam itu, adik adik Pramuka yang saya bawa sebenarnya sudah mengantuk dan sudah tertidur di mobil.Tetapi begitu melihat taman itu langsung mata mereka terbelalak dan terpesona melihat keindahan lampu yang berwarna warni di sekitar taman itu. Salah seorang adik angkat ku yang berada di Kuala Lumpur mengajak adik-adik Pramuka untuk menaiki ayunan yang berputar kencang. Malam itu tidak saja bermain tetapi mereka juga menikmati jajanan kecil di sekitar taman. Pukul 1.30 malam waktu setempat baru kami tiba di rumah, waaahhh senang sekali mereka hingga langsung tertidur lelap malam itu. (Terima kasih Ashraf...).


15 November pada sore harinya kami berangkat menuju LRT Taman Bahagia untuk bersama-sama berkumpul di KL Sentral berangkat ke langkawi menggunakan kereta api. Pengalaman berharga juga buat adik-adik di negara maju seperti Malaysia, membeli tiket menggunakan mesin dan masuk ke dalam setasiun, mereka senang sekali ketika harus menempelkan koin lalu terbuka pintu dengan sendirinya.
Setibanya di KL Sentral, kami bertemu dengan rombongan lainya, yaitu SKTTDI 1, SK Kementah, SK Seri Saujana, SK Setapak Indah, SMK Damansara dan SMK Victoria. Bertambah lagi saudara kami yang berawal dari SKTTDI 1, kini bertambah banyak lagi yang saya kenal. Dengan semangat adik-adik Pramuka bergabung dengan teman-teman mereka dari Kuala Lumpur, saling memperkenalkan diri dan bersenda gurau dengan teman baru mereka.


16 November kami tiba di Kuala Perlis, kemudian kami meneruskan perjalanan menggunakan Bus dan di bawa menuju salah satu mesjid besar di kuala Perlis, berhenti sejenak untuk mandi dan makan pagi di tempat itu sambil membagi kelompok. Di sana adik-adik Pramuka di bagikan kelompok dengan dalam satu kelompok terdapat Pramuka dari Indonesia dan Pengakap dari Malaysia, mereka berbaur jadi satu dalam kelompok mereka masing-masing.

Dari mesjid kami meneruskan perjalanan menuju pelabuhan yang akan membawa kami ke Pulau Langkawi menggunakan kapal Ferry. Satu per satu Pramuka dan Pengakap membawa Koper serta Backpack mereka menuju kapal Ferry bahagia yang akan membawa kami menju pulau Langkawi.

Di dalam Kapal Ferry berbagai permainan Pramuka dan Pengakap di pertunjukan bergantian menambah keakraban kami yang kala itu baru saja bertemu dengan saudara baru kami. Pramuka dari Jakarta Timur menampilkan nyanyian dan Pramuka dari Jakarta Barat mempertunjukan tepukan 1 hingga tepukan 5. sedangakan Pengakap dengan ke khasanya mempertunjukan nyayian mereka yang berlogat Melayu.

Setibanya di Langkawi dengan semangat sekali adik-adik Pramuka kembali mendorong koper mereka dan menyandang ransel mereka berjalan hingga pelabuhan kecil yang berjarak kurang lebih 1 Km, menuju kapal boot akan membawa kami ke pulau tuba (waahh... salut deh buat mereka walaupun sesekali mengeluh cape dan haus tetapi mereka tetap bahagia menjalaninya) bertambah terlihat kemandirian mereka tanpa ayah dan ibu yang biasanya mereka andalkan untuk membawa tas-tas mereka. Dari perjalanan ini mereka belajar mandiri untuk mengurus barang-barang mereka masing-masing, anak manja bisa menjadi begitu mandiri, anak pendiam bisa menjadi gaul karena banyak teman dan anak pelit bisa belajar berbagi dan saling membantu sesamanya.

Sampai di Pulau tuba setelah menjalani perjalanan di laut lepas selama kurang lebih satu jam, kami langsung di bawa menuju SK Tuba untuk bertemu dengan keluarga angkat yangsudah menunggu kami. Setelah tiba di SK Tuba melalu acara pembukaan sederhana kami adik-adik Pramuka di perkenalkan oleh orang tua dan keluarga angkat mereka yang sederhana, kemudian kami yang dewasa di persilahkan untuk kembali ke celet, sebuah penginapan di tepi pantai yang sudah di persiapkan oleh panitia.


17 November kami bangun pagi dengan semangat kami bertemu kembali di SK Tuba untuk menjalani aktivitas pagi itu yang rencananya akan menuju sebuah pulau yang bernama Selat Bagan Nyior, di sana kami akan menanam Bakau, menyeberangi laut lepas lagi dengan boot menuju tempat yang kami tuju itu sekitar 45 menit. Sesampainya di sana dengan semangat kerja sama setiap anak-anak dan orang dewasa bekerja sama bahu membahu menanam bakau di lahan seluas 1 hektar. Bertelanjang kaki, menyusuri lumpur yang kadang-kadang setinggi lutut, terkadang terinjak ranting-ranting kayu yang bertebaran dan melintasi sarang-sarang kepiting kecil-kecil tak menyurutkan rasa gembira anak-anak Pramuka dan Pengakap yang masih kecil-kecil itu. Selesai menanam Bakau kami menuju sungai kecil untuk mencuci tangan, di sana tak henti rasa ceria adik-adik kembali mereka bermain dengan air yang menggenang di sungai kecil tempat mereka mencuci tangan itu yang membuat tubuh mereka kator dan basah.

Karena basah dan kotornya kami setelah menanam Bakau, kami pun kembali ke dalam boot meneruskan perjalanan kembali melintasi lautan lepas menuju pulau lainya untuk bermain di pantai pasir putih, sesampainya di saya saya menyarankan adik-adik untuk makan dulu sebelum mereka menceburkan diri mereka ke pantai yang indah. Ternyata anak-anak indonesia memang sudah terlatih untuk kreatif. Mereka bersendagurau membuat tumpukan pasir menjadi istana dan terkadang mereka mengubur tubuh mereka dengan pasir. Karena tingkah mereka yang kreatif tersebut akhirnya pihak panitia dari Malaysia mendapat ide untuk membuat lomba bagi anak-anak. Mereka di bagi peregu untuk berlomba membuat istana pasir, dengan semangat mereka berkerja sama membuat istana seindah mungkin, melindungi istana mereka dari ombak yang silih berganti singgah di bibir pantai merupakan pemandangan indah akan kebahagiaan bocah-bocah kecil yang tak terlupakan.

Kembali ke pulau tuba di barengi oleh hujan yang lebat kami melintasi laut lepas, baju yang basah dan kotor serta tubuh yang kedinginan tak menyurutkan muka-muka ceria di wajah adik-adik. Hari itu mereka sudah belajar menjadi Duta lingkungan dengan menanam Bakau, Belajar bekerja sama tanpa melihat batasan usia dan berbagai jenis latar belakang. Menumbuh kembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan tanpa melihat kepentingan politik, ras dan agama sangat menyenangkan buat mereka.


18 November kami kembali bertemu di SK Tuba, pagi itu rencananya ada permainan untuk anak-anak dan acara bergotong royong membersihkan lingkungan. Ibu-ibu orang tua murid memasak pangan yang lezat, Bapak-bapak orang tua murid memetik buah kelapa dengan moyet mereka dan membukanya untuk kemudian di ramu menjadi minuman segar, guru-guru dan anak-anak murit berlarian membersihkan lingkungan di sekitar sekolah . selepas lelah bermain dan bersama-sama membersihkan lingkungan mereka di suguhi berbagai pangan khas nelayan pulau Tuba yang sudah di masak oleh ibu-ibu angkat mereka dan minuman segar yang sudah di ramu oleh bapak-bapak angkat mereka. Segarnyaaaaa........!!!!

Malam harinya kami berkumpul untuk pentas seni ala nelayan pulau Tuba, dengan panggung sederhana adik-adik pramuka tak kalah exis menampilkan tarian tradisional, Pramuka dari Jakarta Timur membawakan tarian berasal dari Sumatera Utara dan Pramuka dari Jakarta Barat menampilkan tarian dari Sumatera Barat. Di pinggir pantai tak jauh dari panggung pentas seni di buat api unggun dan beberapa tenda kecil tempat kami membakar ikan, jagung serta sosis. Riuh gembira terdengar dari gelak dan tawa  anak-anak Pramuka dan Pengakap yang sudah menyatu dan bersahabat. Malam itu adalah malam terakhir bagi kami untuk bisa bersama-sama dan bergurau, saat-saat itu di manfaatkan adik-adik Pramuka dan Pengakap untuk saling bertukaran atribut Scout mereka, seperti dasi, Topi dan Bet lokasi mereka sebagai kenang-kenangan yang akan mereka bawa sebagai tanda persahabatan diantara mereka.


19 November hari yang menharukan, saatnya kami berpamitan dengan keluarga angkat yang sudah bersama dengan kami beberapa hari ini sangat lah memberatkan hati. Terlihat pelukan hangat dan genangan air mata menghiasi saat-saat perpisahan itu, beberapa hari yang mengesankan buat kami bisa berada di dalam kesederhanaan lingkungan keluarga nelayan pulau Tuba, keluarga angkat kami yang entah kapan bisa kami jumpai lagi. terima kasih bapak......terima kasih ibu....kami pulang kenegri kami untuk membawa kenangan manis bersama kalian, membawa kesederhanaan dan kepolosan kehidupan nelayan yang begitu indah terima kasih....sampai jumpa lagi.....!!!

Kembali menyeberangi lautan lepas menuju langkawi kami menaiki boat, sesampainya di sana kami dibawa menuju bus yang akan menghantar kami menuju tempat wisata yaitu Cable car Langkawi, sesampainya di sana kami berbaris untuk naik cable car. Dengan melintasi diatas hutan yang lebat dan ngarai-ngari sungai yang berliku-liku serta air terjun yang indah terlihat alami sekali bagaikan terbang di atas langit, dari bukit ke bukit kami susuri. Terkadang rasa takut akan ketinggian membuat adik-adik merinding ketakutan untuk menghilangkan rasa takut kami bernyanyi bersama hingga sekitar kurang lebih 30 menit kami tiba di atas gunung yang sudah di buat bertingkat-tingkat sebagai menara pemandangan yang indah. Sungguh indah pemandangan dari atas gunung itu bagai berada di atas awan kami duduk pada sebuah cafe yang begitu apik di buat, dingin di barengi oleh hujan dan angin menambah nikmat burger serta minuman hangat yang menemani kami di atas sana.

Puas bermain di tempat wisata cable car langkawi, kami pergi menuu tempat berbelanja yang merupakan kawasan bebas cukai atau bebas pajak, di sana adik-adik Pramuka di puaskan oleh berbagai macam panganan dan barang yang lucu serta aneh dengan harga murah tanpa cukai atau pajak. Setelah puas berbelanja kami kembali di bawa menuju pelabuhan untuk menyeberang kembali ke Kuala perlis dan kemudian kembali ke Kuala Lumpur dengan Bus.


20 November kami tiba di Kuala Lumpur pada pukul 5 pagi waktu Kuala Lumpur, Kami kemudian beristirahat sejenak di sebuah rumah salah satu guru di Kuala Lumpur (terima kasih abang dan kakak). setelah beristirahat sejenak dan mandi membersihkan diri kami di bawa berkeliling kota Kuala Lumpur, Berawal menuju Musium Negara. Di dalam sana kami mempelajari berbagai macam sejarah peradaban Malaysia, dan yang menarik buat adik-adik adalah Touch Screen games yang di sediakan oleh Musum Negara menambah pengetahuan anak-anak sambil bergembira bermain games.

Dari Musium Negara kami bergerak menuju Planetarium Negara, Di sana kami bermain di dalam gedung sama seperti di Musium negara mereka tertarik oleh Touch Screen Games yang menyangkut antariksa, menaiki suatu tempat yang menggambarkan gravitasi dan sebuah cinema 4 Dimensi yang menerangkan tentang gravitasi bumi serta antariksa dengan Cartoon lucu yang membuat anak-anak betah untuk melihatnya dan secara tidak langsung mereka sudah menambahkan pengetahuan mereka tentang bumi dan antariksa.

Dari Planetarium kami menuju Tugu Peringatan Negara, sebuah tugu peringatan untuk mengenang jasa-jasa para pejuang bangsa dan negara Malaysia. Kami meneruskan perjalanan menuju KLCC di tengah perjalanan adik-adik tertarik untuk mengunjungi Masjid Negara yang kemudian berhenti pula di Parilimen Negara. sejenak kami berhenti untk bermain dan mengambil beberapa gambar di sana dan kemudian meneruskan perjalanan menuju KLCC.

KLCC merupaka Menara Kembar yang menjadi Icon penting harus di kunjungi setiap pelancong yang datang ke Kuala Lumpur. Kalau belum kesana belum ke Malaysia katanya ha.ha.ha....psssttt sepertinya saya sudah puas untuk datang kesana setiap kali he.he.he..., tetapi demi adik-adik yang belum pernah ke sana dengan senang hati saya menemani mereka, mengambil beberapa gambar di taman yang berlatar menara kembar. Seperti dugaan saya setiap anak pasti tertarik dengan tulisan yang terdapat di Mall yang berada di dalam menara kembar itu yaitu I-SETAN. Langsung adik-adik berteriaaak....IIIIIII......SEEETTTTAAANNNN...... ada setan kaaaakkk.... teriak mereka. Serentak kami tertawa lebar, salah satu Cikgu yang mendampingi kami menjelaskan bahwa itu nama salah satu toko yang berada di sana, jangan di baca dengan ejaan Indonesia (Bahasa) tetapi ucapkan dengan ejaan English.




Malam hari setelah puas berjalan-jalan di sekitar Kuala Lumpur, kami berjalan berkeliling wilayah Taman Tun Dr. Ismal yang merupakan tempat kami beristirahat di rumah Cikgu. Dengan berjalan kaki kami bersenda gurau sambil sesekali mengambil suasana malam di sana pada beberapa jalan yang kami lalui di seputar komplek pemukiman penduduk. Kami berhenti untuk mencoba 7 & 11 di Kuala Lumpur, tak sama dengan di Jakarta 7 & 11 di sana tak terdapat tempat duduk untuk nongkrong anak-anak muda pada umumnya, tetapi untuk makanan yang di sajikan hampir sama dengan yang berada di Jakarta. Sehabis membeli makanan kami duduk bersama di sekitar anak tangga depan 7 & 11.





21 November, Kami bangun pagi-pagi untuk bersiap menuju SK Kementah yang merupakan sekolah yang berniat untuk berkembar dengan kami dalam hal aktivitas Pramuka, pukul 7 pagi kami bergegas menuju Lobi Hotel menunggu jemputan menuju SK Kementah. Memasuki wilayah perkomplekan kementerian pertahana atau kalau di Indonesia komplek perumahan tentara. Seperti biasanya suasana tentara terlihat kental di sana, di dalam komplek itu terdapat sekolah SK Kementah yang megah berkisar 3 Hektar, dengan gedung bertingkat 4 dan lapangan Luas menambah kagum kami akan pembangunan pendidikan di Malaysia. Bayangkan untuk setingkat sekolah yang mereka bilang jelek saja kami sudah di buat kagum oleh pembangunan yang megah dan lengkap fasilitas itu, sementara di jakarta luas sekolah berluas 1 hektar saja bisa di diami oleh 4 sekolah dengan lapangan sekolah yang minim dan fasilitas yang masih termasuk kurang. Bisa di gambarkan tingkat sekolah jelek menurut mereka di Kuala Lumpur setingkat dengan fasilitas sekolah bertaraf RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) di Indonesia. Jauh sekali kalau di rasa untuk pembangunan pendidikan di Indonesia, tetapi itu sudah menjadi urusan pemerintah untuk lebih giat lagi mengejar ketertinggalan.

Selepas mengunjungi SK Kementah kami kembali di bawa berkeliling Kuala Lumpur, siang itu kami mengunjungi Putera Jaya, di sana kami bermain sejenak menikmati keindahan danau buatan tan mengunungi Mesjid yang di dalamnya terdapat dua tempat ibadah bagi umat Islam dan Budha, entah mengapa bisa begitu saya lupa menanyakan he.he.he..., pada dasarnya kami yang tidak menggunakan pakaian muslim yaitu berkerudung dan panjang harus menggunakan kostum atau jubah berwarna pink, tetapi karena mereka masih anak-ank hal itu tak menjadi permasalahan, mereka tetap bisa masuk dan mengambil beberapa gambar di sana.

Pulang kembali ke Hotel kami kembali di jemput oleh keluarga angkat saya di Kuala Lumpur yaitu Bunda Sa'diah dan anak-anaknya, kami dibawa kembali menikmati KLCC di tengah malam, dengan air mancur bergoyang yang di hiasi lampu berwarna warni, sungguh indah malam itu. Tak lupa kami pun di bawa makan malam bersama di sebuah restoran Indonesia yang berada di dalam menara kembar yaitu Bumbu Desa.


22 November, nyeyank tidur dalam kebahagiaan bersama teman dan saudara angkat tak akan kami lupakan, saatnya kembali ke Jakarta....saatnya berpisah untuk jumpa lagi suatu hari...Terima kasih teman, sahabat, keluarga tersayang. Semoga saat-saat indah ini tak hanya berhenti sampai di sini, semoga persahabatan dan persaudaraan kita semakin erat dan mari kita bentang perdamaian di dunia ini tanpa kepentingan POLITIK, RAS, GOLONGAN dan AGAMA.

Kami lambaikan tangan dari kejauhan ketas sana untuk kemudian memasuki ruang Imigrasi di KLIA airpor Malaysia.....I'm Gonna Miss You All.... C....U.....!!!!!

Monday, December 24, 2012

Tak akan berhenti menyayangimu

Rindu melihat senyum manismu, tak cukup rasanya hanya melihatnya lewat face book, rindu dengan tawa nakal mu tak cukup hanya membayangkan wajah mu yang konon mirip dengan ku, rindu dengan suara manjamu tak cukup bagi ku merekam memorry suara mu.

Pernahkah kamu tahu di alam sana dia menjerit...?, sudahi semuanya. Pernahkah kamu rasakan cinta tulus yang selalu aku berikan...?, karena dia di alam sana tak ingin kita terpisah. Pernah kah kamu mengerti seperti apa aku...? Karena dia di alam sana sangat mengerti aku.

Aku yang paling terkecewakan tahu kah kamu..?, tetapi karena dia di alam sana aku tak permasalahkan apa pun yang telah kamu buat untuk aku. Sadarkah kamu aku tak ingin menyakiti mu...?, karena dia di alam sana pasti tak ingin kamu tersakiti. Telah banyak orang terdekat mu mengecewakan aku tahu kah kamu...?, tapi aku berusaha menutupinya karena dia di sana pasti tak ingin engkau tahu.

Aku berbisik pada angin di malam hari, tolong sampaikan rinduku pada mu. Aku menjerit pada bulan, apa yang harus aku lakukan agar kamu mengerti aku tak sejahat yang kau fikirkan. Aku menyapa pada mentari pagi, tolong kembalikan senyuman mu yang manis, suaramu yang manja memanggil ku Uniiiii......!! kemudian duduk di pangkuanku dengan manja walau kakimu sudah teramat panjang untuk aku pangku dan tawa mu yang selalu mengoda ku di saat mata ini kembali terbuka menatap mentari pagi.

Sudahi semuanya, karena dia di alam sana pasti menangis melihat kita. Hilangkan Prasangkamu, karena aku tak seburuk yang kamu kira, temui kebenaran itu dari orang terdekatmu yang telah mengecewaka aku. Tetapi....biarlah rahasia akan kekecewaan ku pada orang terdekat mu menjadi angin lalu yang tak pernah kamu ketahui dan kembali lah kepada ku karena aku tak akan berhenti menyayangimu.

Happy Birthday cantik... Semoga kamu temui kebenaran dari prasangkamu tentang diri ku.

Monday, December 10, 2012

Ketika kamu terjatuh ingat lah untuk bangkit menjadi manusia kuat (versi kehidupan)

Sejak kecil aku terbiasa dalam asuhan nenek dan kakek dari pihak ibu, karena nenek dari pihak ayah jauh di medan sedangkan kakek sudah lama meninggal. Masa kecil ku sangat indah, ada nenek dan kakek yang selalu melindungi ku dan menjagaku dari kerasnya kehidupan. Mereka selalu mengusap air mataku di saat aku bersedih dan mengengam tangan ku untuk kembali berdiri menatap hari esok.

Memang benar kata orang cinta nenek dan kakek itu melebihi cinta orang tua ku sendiri, tak sedikit pun mereka menyakitiki bahkan mencubit ku saja tak pernah. Pagi hari ketika aku terbangun selalu ke dengar senandung merdu kakek sambil membuka warung di samping rumah ku, ku rasakan tepukan lembut di pipi ku dan suara lembut nenek membangunkan aku dari tidur untuk berangkat kesekolah, Sebelum berangkat ke sekolah biasanya aku duduk di pangkuan kakek sambil memilih makanan kecil jualanya di warung untuk bekal ku di sekolah, sepulang sekolah nenek akan duduk di depan pintu rumah menunggu ku datang, di dalam rumah sudah menunggu hidangan nikmat masakan nenek untuk aku santap.

Sejak mereka pergi tinggalkan aku, ketika itu aku masih duduk di bangku SMA, semua berubah 180 derajat, kehidupan membuka mataku untuk bertahan. Awal pelajaran dari kehidupan ketika badai itu datang, berturut-turut datang menghapiriku. Aku harus bertahan demi kedua orang tua, sendiri membawa mereka untuk kembali bangkit dari keterpurukan, mencari jalan untuk kembalikan bahagiaan. Di tengah gelombang tak ada nenek dan kakek yang selalu menghapus air mata aku dan mengengam kedua tangaku untuk bangkit, yang aku tahu masih ada dua orang tua ku yang selalu tertunduk di tengah malam, di sudut sajadah mengadahkah tangan berharap keajaiban kepadaNya. Letih dan lelah tak menjadi halangan ku untuk terus mengukir senyum untuk mereka, karena mereka adalah kekuatan ku saat ini.

ketika terjatuh aku harus kembali bangkit dan berdiri. Kehidupan mengajarkan aku untuk memilih yang terbaik untuk aku, ketika pilihan itu tak tepat aku tak boleh berhenti mencoba. Kehidupan mengajarkan aku untuk beranjak dewasa, karena menjadi tua itu pasti tetapi menjadi dewasa adalah pilihan.

Ketika aku harus memilih meneruskan sekolah dan berujung di tinggalkan kekasih hati, aku tahu satu yang bisa membuat aku kembali bangkit karena Tuhan ingin agar aku menjalani pilihan ku untuk tumbuh menjadi manusia yang bertanggung jawab oleh pilihan ku, untuk menjadi dewasa dalam berfikir dan bertindak, menjadi bijaksana dalam menyingkapi hidup.

Ketika aku kecewa oleh orang yang begitu aku kagumi, Tuhan mengajarkan aku bahwa dia sama seperti aku manusia biasa yang memiliki kekurangan dan memaafkanya adalah yang terbaik, ketika janji seseorang untuk menyekolahkan aku di tengah jalan terputus karena dia tak dapat menepati janjinya, karena kekaguman ku kepadanya membuat aku belajar berusaha bijak menyikapi, Ketika nasihat - nasihatnya terlanggar oleh tingkahnya sendiri, tak membuat aku berhenti mengaguminya karena rasa sayang ku sudah tertanam untuk selalu memaafkan janji - janjinya yang tak dapat dia tepati.

Ketika semua orang disekelilingku menyepelekan ku, aku bangkit untuk buktikan dari sisi lain aku bisa di unggulkan. Ketika seorang membenci ku, aku berusaha menarik hatinya dan menunjukan kepadanya aku tak pantas untuk di benci. Ketika orang di sekitarku berusaha menjatuhkan aku, aku akan terus bangkit dan bangkit lagi untuk tunjukan kepada mereka bahwa aku tak pantas untuk di jatuhkan.

Ketika keinginaku tak terwujud, aku kembali berusaha belajar iklas untuk menerimanya. karena sesuatu yang menurut kita baik belum tentu terbaik menurut Tuhan, itu mengajarkan aku untuk bersabar dan iklas menanti sesuatu yang terindah pada saatnya.

Di balik semua itu percayalah bahwa ada hikmah yang dapat kita ambil, dari hidup kita akan belajar mana yang baik dan mana yang buruk untuk kita, dari hidup kita akan membuka mata untuk lebih bijak dalam bertindak dan berbuat, dari hidup kita akan belajar untuk memilih menjadi dewasa dan menjadi manusia kuat. Karena itu ketika kamu terjatuh ingat lah untuk bangkit dan menjadi manusia kuat....

Tuesday, November 27, 2012

Jenuh

Seperti halnya manusia biasa, saya pun juga pernah di hinggapi oleh rasa jenuh. Kejenuhan membuat saya kehilangan ide, kejenuhan membuat saya tak tahu harus berbuat apa, pada tiik itu saya hanya dapat diam Tanpa berbuat apa-apa. Segala sesuatu terasa tak nyaman, segalanya serba salah yang ada kesedihan akan sebuah kejenuhan.

Kalau jenuh menyerang satu yang selalu saya ingat, masa-masa indah bersama teman-teman saya di sekolah. Ingin rasanya kembali ke masa itu dimana kami merasa bebas tanpa beban, tertawa dan bercanda bersama tanpa ada batasan derajat atau tingkat sosial. Kini ketika kami dewasa kepentingan pribadi dan tingkat sosial menjadi pembicaraan di setiap pertemuan kami "Fyuuhhh... saya rindu masa-masa sekolah...".

Jika jenuh menyerang saya ingin sekali berteriak seakan ingin melepaskan diri dari semuanya, bila ini terjadi ingin rasanya saya berada di ketinggian sambil berteriak mengeluarkan semua suara saya hingga beban dalam dada ini terlepas semua.

Jika jenuh menyerang, semua serba salah, ide hilang dan tak tahu harus berbuat apa. biasanya sahabat saya Lucy selalu mengerti saya dalam keadaan titik jenuh, dulu ketika kami sama-sama masih sendiri (saat ini dia sudah menikah) di saat jenuh saya sering datang bermain ke rumahnya dia salah satu sahabat yang selalu tau bagaiman membuat saya tersenyum lagi. tapi itu gak mungkiiiiinnn lagiii..... Kangen kamu friend....!!!

Tetapi ketika semua cara tak mungkin saya lakukan untuk menghilangkan rasa jenuh saya maka hanya ada satu yang mungkin bisa menolong saya saat itu adalah segera sholat dan berzikir semoga ada pencerahan dari yang maha kuasa, karena sesungguhnya hanya Dia lah yang Maha mengetahui yang terbaik untuk kita.

Friday, October 12, 2012

Serunya Pulang Kampung

Semenjak lahir sudah menetap di Jakarta membuat saya tak begitu banyak tahu akan kampung halaman leluhur saya. Setiap Pulang kampung hanyalah Medan dan Palembang yang saya selalu kunjungi, maklum nenek dari Ibu saya Tinggal dan menetap di Palembang sedangkan nenek dari Ayah saya tinggal dan menetap di Medan.

Ternyata setelah di telusuri, leluhur saya juga berasal dari Minang Kabau Sumatera Barat, di sana sudah tak ada lagi saudara dekat, yang ada saudara jauh, sepupu dari nenek-nenek saya. Wajar bila pada akhirnya saya lebih banyak pulang kampung ke Palembang atau Medan.


Jadilah pada akhirnya kami memutuskan untuk menyambung kembali tali silaturahmi ke tanah leluhur yang tak pernah kami kunjungi. Dengan menaiki si hijau yang selalu setia menemani kemana pun kami pergi jauh, akhirnya kami tiba di Si junjuang untuk sehari beristirahat di rumah saudara sepupu saya.



 Perjalanan menuju Maninjau kami teruskan pada esok harinya, sepanjang perjalanan kami di suguhi pemandangan yang indah, perjalanan yang melewati danau Singkarak membuat kami tertarik untuk makan dan mengambil gambar di sana. Indahnya ciptaan Allah SWT yang tak dapat tertndingi oleh siapa pun, namun sayang tak tertata rapi banyak sampah dan tempat - tempat berjualan yang tak beraturan di sepanjang jalan yang mengelilingi danau singkarak sedikit merusak pandangan saya, namun indahnya bukit yang mengelilingi danau bagaikan penuh misteri yang sulit di ungkapkan.

 Kami teruskan perjalanan menuju danau maninjau, sesampainya di kelok 44 kami pun di suguhi pemandangan yang tak kalah serunya, tak henti-hentinya saya berusacap syukur dan mengagumi keindahan ciptaan Allah SWT dari atas bukit. Maha besar Allah yang menciptakan alam yang begitu indah tiada duanya.

Berbagai negeri sudah saya arungi, tetapi tak ada yang seindah kampung leluhur, danau yang begitu luas di kelilingi oleh kampung-kampung dan bukit-bukit yang mengundang adrenalin kita. Awan yang berarak menyelimuti puncak tertinggi bukit-bukit yang mengelilinginya, bagaikan berjalan di atas awan saya berada di bukit itu. Seakan tak mau ketinggalan moment tersebut, dengan camerra hand phone saya terus mengambil pemandangan itu dari atas bukit kelok 44.


Sesampainya di bawah, ujung dari kelok 44 saya semakin dekat melihat danau maninjau nan indah, sawah yang menguning, dan air yang mengalir deras menambah suasana makin mempesona mata saya, ternyata kampung halaman saya indah, tak ada yang dapat menandingi keindahanya. Tiba kami di rumah leluhur, yang merupakan rumah adat turun temurun dari leluhurku. Seorang mamak (Uncle) saudara sepupu dari Ibu ku yang menempati rumah itu sendirian. Setelah isterinya meninggal menurut adat dia harus kembali ke rumah leluhurnya tak boleh menetap di rumah isterinya kembali (bila seorang pria minang menikah dia harus tinggal di rumah keluarga isterinya).

Rumah panggung yang terbuat dari kayu, entah berapa lama usianya saya tak tahu, yang pasti itu sudah dari neneknya nenek saya (ha.ha.ha....sudah bingung menjelaskanya). di belakang rumah terdapat sungai yang sudah terlihat banyak semak-semak tak terurus, maklum yang menempati rumah seorang lelaki, yang pasti tak setelaten wanita dalam merawat rumah.

Dari depan rumah kita akan melihat danau di bawah sana dengan jajaran bukit yang mengelilinginya. Diselimuti awan di puncak bukit tertingginya. Gambar ini saya ambil di waktu subuh. Terlihat pagi hari yang indah

jika kita lihat ke arah atas akan terlihat jajaran bukit yang di selimuti awan biru.

Keesokan harinya saya dan keluarga berkeliling melihat kebun dan sawah yang sudah di miliki turun-temurun dari nenek Moyang saya. Menurut mamak (uncle) harta ini milik keturunan kami tak boleh di jual karena ini harta perak yang harus di jaga turun temurun, jika ada keturunan kami yang susah di rantau boleh lah pulang menggarap sawah dan kebun kami untuk kehidupanya. Siapa yang berhasil di rantau, hendak lah menjaga warisan tanah leluhur ini agar tidak hilang di ambil orang atau punah di makan waktu. Karena tanah dan perkebunan adat kebayakan tak memiliki sertifikat hak milik, hanya berdasarkan kepercayaan turun temurun maka sebagai keturunanya kami berhak tahu batas-batas mana harta perak leluhur kami secara adat.

Sawah yang terbentang luas di pinggir danau nan indah itu salah-satunya miliki keturunan kami, kebun dengan di tanami sekitar 30 pohon durian yang sedang berbunga masih di sambung dengan sawah yang menuju tepian jalan, dan satu lagi sawah yang tidak terurus di lereng bukit yang sering terjadi longsor. Mengetuk rasa iba saya akan kampung halaman yang tak pernah saya kunjungi, dahulu nenek moyang saya berjuang untuk mendapatkan tanah ini agar anak dan cucunya tak terlantar, bisa di bayangkan jaman pejajahan mulai dari belanda kemudian Jepang, dengan sekian hektar kebun dan sawah yang mereka garap, mereka jaga untuk anak dan cucu mereka kini terbengkalai penuh rumput-rumput liar dan gundukan tanah tak berguna.

Bermain dengan anak sapi tak terlewatkan buat saya, dua anak sapi yang baru saja di lahirkan itu terlihat dari tali pusatnya yang belum putus, membuat Karim keponakan saya begitu bahagia. Baru kali ini Karim melihat anak sapi, karena itu dia antusias sekali memberi makan kedua anak sapi itu dan sebentar-sebentar keisengan tanganya memuku-mukul tubuh kecil si sapi. Tanpa di sadari Karim si anak sapi menyenangi tingkah karim yang menggoda mereka, di kira mengajaknya bergurau kedua anak sapi itu tiba-tiba mengejar karim, saya yang sewaktu itu sedang memegang camerra reflek ingin menarik karim agar tidak di lompati anak sapi itu, namun sayang saya tak melihat lubang di hadapan saya sehingga akhirnya saya terjatuh dan tali sandal saya terputus, karim masih terus berlari-lari sambil menangis karena di kejar oleh dua anak sapi itu, untung saja ada sepupu saya yang tinggal di kampung dan sudah terbiasa dengan anak-anak sapi itu, dia yang kemudian menarik karim keponakan saya yang iseng itu hingga aman dari kejaran anak-anak sapi.

 "urang rantau lakeh lah pulang...." lagu ini mungkin tak asing lagi bagi mereka orang minang di rantau, namun sayang ajakan dari lagu ini di cemari oleh segelintir pedagang yang kemudian bila mereka tahu kami orang rantau langsung harga yang mereka dagangkan naik tinggi, tetapi bila sepupu saya yang menawarnya dengan bahasa kampung, langsung harga itu turun, atau jangan sesekali kamu samakan berbelanja di Jakarta dengan di kampung. Biasanya kalau perempuan belanja akan terus tawar menawar dari satu toko ke toko yang lain, bila semua toko sudah di jalani dan kemudian mendapatkan kesimpulan bahwa toko pertama lebih murah maka kita akan kembali ke toko pertama untuk membeli. Tetapi jangan lakukan ini di kampung, karena ketika kamu kembali lagi ke toko yang pertama untuk mendapatkan harga murah tak akan bisa bahkan ketika kita kembali akan di naikan lagi harganya karena dia tahu kita sangat menginginkan barang itu. Hal ini yang membuat saya kemudian merasa tak adil atas perlakuan mereka kepada saya, pada hal saya datang ke kampung karena saya ingin mengenal kampung saya dan melestarikan budaya serta adat-istiadat kami, siapa lagi yang bisa melestarikan itu semua kalau bukan kami orang rantau yang ingin mengenal kampung halaman kami.

Sayang saya tak punya banyak waktu menikmati keindahan kampung halaman saya, walau hanya tiga hari di kampung, setidaknya sudah tertanam dalam benak saya tak ada yang seindah kampung halaman saya (ha.ha.ha....Narsis). Tak lupa dalam perjalanan menuju pulang kami sempatkan singgah melihat keindahan ngarai sianok, bermain-main sebentar di sungai kecil yang jernih di kelilingi ngarai yang indah menambah sejuk suasana. Dari sana kami terus ke jam gadang bukit tinggi, benar-benar sesak bukit tinggi sekarang di penuhi oleh pedagang kaki lima hingga ke atas jam gadang berada, sungguh aset nasional yang satu ini tak begitu terjaga seperti yang sering di ceritakan orang-orang, bahkan terlihat kumuh dengan adanya pedagang kaki lima hingga ke pelataran jam gadang, untuk berfoto saja kami harus meminta ruang kosong pada pedagang dan orang-orang yang berlalu lalang di sana.

"Kampuang nan Jauah di mato" suatu saat saya akan kembali, saya akan kenalkan tanah leluhur saya kepada anak dan cucu saya, "Haiii urang kampuang...imbau lah kami pulang, dengan keramahan, lestarikan dan jagalah kebersihanya, lindungi pensi, rinua dan habitat danau dari pencemaran kerambah-kerambah yang terus berkembang, membuat kotor alam danau kita. Mamak-mamak dan datu-datu jangan menyerah terus kenalkan kami dengan adat istiadat kami, agar kemana pun dan di mana pun kami berada tetap bangga memiliki tanah leluhur maninjau yang kami cinta".


Tuesday, September 25, 2012

Happy International Day Of Peace 21 September 2012

        Membuka kembali gambar-gambar kebersamaan saya dengan mereka membuat saya selalu ingin kembali dan kembali lagi. Mereka bukan hanya teman bagi saya saat ini, bahkan sudah bagaikan keluarga besar yang tak akan saya lupakan.
        Berawal dari perkenalan di sebuah acara Pramuka di sebuah sekolah wilayah Jakarta Timur, saya bertemu mereka. Saat itu mereka datang untuk  sebagai undangan dan karena program twin school pada sekolah tersebut. Kami menyambut mereka penuh suka cita, berbagai jamuan dan tarian seni budaya kami tampilkan sebagai rasa bangga kami sebagai bangsa yang memiliki banyak budaya dan adat.
         Berlanjut dari pertemuan itu beberapa diantara mereka masih berhubungan dengan saya lewat jejaring sosial. Bergurau, berbincang-bincang, bertukar informasi dan bertukar pendapat mengisi hari-hari kami dalam jejaring sosial. Jarak yang jauh tak menyulitkan kami untuk tetap bisa bersenda gurau, karena kecanggihan teknoligi membantu kami terus saling mengirim kabar.

        Di tahun 2010 kami bertemu kembali setelah 2 tahun, Karnival koko yang diadakan SKTTDI (1) Kuala Lumpur Malaysia ternyata lebih mempererat persaudaraan di antara kami. Ada bermacam permainan Pramuka (Scouts) yang mempersatukan kami, Pramuka dan Pengakap berbaur menjadi satu, mereka di kumpulkan dalam berbagai kelompok yang di dalamnya terdapat Scouts dari berbagai bangsa dan negara. Mengalami sekolah di negara yang berbeda, hidup dalam lingkungan keluarga angkat yang berasal dari negara dan budaya yang berbeda, dan memiliki sahabat dari berbagai bangsa dan negara yang berbeda.

        Perjalanan tak hanya di sekitar Kuala Lumpur, kami pun di bawa kedalam perjalanan menuju Pahang. Di sana kami menginap pada sebuah wisma yang di kelilingi hutan lebat yaitu Biodiversiti, sebuah lembaga seperti dinas kehutanan di Malaysia. Kami juga berkunjung ke sebuah sekolah di Pahang yaitu SK Bolok, kami di sambut oleh tarian suku anak dalam (orang asli) yang kebetulan juga bersekolah di sana. Lapangan luas dan masih di tumbuhi rumput-rumput liar menambah gambaran pedesaan yang asri, kami berbaur dalam permainan yang di rancang untuk mempererat persahabatan diantara kami.
        Perjalanan kami pun di lanjutkan pada balai konservasi pelindungan Gajah di kuala gandah, tak hanya sampai di sana kami juga mengunjungi Deerland, sebuah penangkaran rusa yang bergerak bebas di dalam hutan dan berkembang biak secara alami, kami di persilahkan untuk memberikan makan rusa dan bermain-main dengan rusa. Di sana juga terdapat kebun binatang mini yang di dalamnya terdapat berbagai hewan koleksi dari seorang pejabat yang memiliki penangkaran rusa itu.

       Sepulang dari Kula Lumpur dan kembali ke Jakarta membawa cerita tersendiri bagi kami, Michelle menjadi tambah percaya diri dengan prestasinya yang semakin meningkat menjadi seorang Pramuka Garuda kategori Pramuka Siaga, Daffa yang ganteng semakin di ridukan oleh teman-temanya di Kuala Lumpur, Arief yang menjadi lebih dewasa dalam bertindak, Nadia yang bawel semakin pandai dengan bahasa ingrrisnya, Mutahary yang tidak menjadi cengeng lagi dan semakin aktif dalam kegiatan Pramuka, Putri yang melesat dalam akademis dan Anwar yang terus memperbaiki diri untuk lebih percaya diri dan berani.
       27 February 2011, atas undangan pribadi dari seorang teman di Kuala Lumpur, Saya kembali ke Kuala Lumpur, saat itu di kabarkan Michael Baden Pawell cucu dari Bapak Pandu Sedunia Robert Baden Pawell akan datang dalam jamuan malam di ekolah mereka. Senangnya hati saya saat itu bisa berjabatan tangan, bergambar dan berbincang dengan sosok yang selalu di cari di seluruh dunia. Banyak anggota Pramuka yang bertanya kepada saya, mereka tak percaya bila Robert Baden Pawell masih memiliki keturunan yang masih aktif dalam Scout, mereka beranggapan sudah tak ada lagi keturunan yang mewarisi dirinya membawa misi perdamaian dunia lewat scout. Karena banyaknya yang bertanya dengan saya maka saya tuangkan pengalaman saya dalam cerita saya di Blogger pribadi.
       27 April 2011 melalui press conference video Chatt kami bertemu lagi, saat itu di liput oleh TV 3 Malaysia dan Borneo buletin dari Brunei. Bertambah lagi sahabat kami dari Kg Mata-mata Brunei Darusalam. Bertemu mereka melalui Video Chatt melepas rindu diantara kami, tampilan visual video menebus rasa rindu diantara kami yang berjauhan. Michelle, Nadia, Daffa dan Muthary yang saat itu berbincang-bincang dengan sahabat mereka dari Kuala Lumpur dan Brunei ini sangat bahagia rasa rindu mereka terobati.

        October 2011 kami kembali ke Kuala Lumpur memenuhi undangan Karnival koko, sebuah acara tahunan yang diadakan oleh SKTTDI (1) KL Malaysia. Kali ini hadir sahabat kami dari Bejing dan Thailand, bertambah lagi sahabat kami memperkaya budaya dan pengetahuan kami akan dunia. Seperti tahun sebelumnya berbagai permainan dan keterampilan Scout semakin mempererat persaudaraan kami, pentas seni akhirnya melengkapkan keaneka ragaman budaya diantara kami. Walau berbeda bangsa, Negara, Budaya dan Ras, kami di persatukan oleh Scout. Kami pembawa pesan perdamaian dunia, tak ada kepentingan politik, tak ada kepentingan pribadi dan tak ada perbedaan. Justru semua itu lebur jadi satu tujuan menciptakan perdamaian dunia lewat persahabatan dan persaudaraan, menunjukan bahwa perbedaan bukan penghalang, jarak yang jauh bukan hambatan dan hanya ada satu kepentingan adalah perdamaian dunia untuk masa depan.
        Tidak hanya dalam lingkungan sekolah, seperti tahun sebelumnya kali ini kami menjalani Green Ranger Camp, sebuah lembaga non provit yang mengetengahkan pendidikan lingkungan hidup lewat program camp yang menarik bagi pelajar. Mulai dari kunjungan kami di bukit merah lake resort, sesampainya di sana kami di bagi 2 kelompok untuk mempermudah pemandu dari Green Ranger membawa kami berkeliling mempeberikan pengarahan. Di sana ada sebuah taman binatang Mini bernama Eco Park, setelah puas bermain dengan binatang koleksi di sana, kami pun berangkat menyeberangi pulau di seberang untuk melihat Balai consevasi pelindungan primata Orang Hutan. kami di berikan pengarahan mengenai Orang hutan yang berada di sana. Setelah puas bermain dengan Orang hutan kami pun kembali ke wisma yang termasuk mewah menurut kami, malam yang lelah dan tidur yang nyeyak mengukir senyum kami hingga pagi.
         Pagi harinya kami meneruskan perjalanan ke Pulau Banding, sesampainya di sana sudah menantu kapan boat yang akan mengantar kami menyusri sungai dan pulau-pulau kecil yang mengelilinginya. Memasuki hutan yang asri, melewati kubangan air di sertai hujan gerimis tak menghalangi langkah kami menyusuri hutan untuk mempelajari ciptaan Tuhan yang amat besar. Pulang ke Hotel kami berkumpul dalam sebuah aula, di sana diadakan berbagai permainan yang menyangkut pelestarian hutan, di harapkan dari permainan itu tercapailah misi pelestarian hutan pada generasi muda. Esok harinya sebelum kembali ke Kuala Lumpur kami di bawa ke sebuah Research Centre, lembaga yang meneliti perkembangan dan pembiakan ikan sungai. melalui simulasi-simulasi yang mereka pertunjukan kami di jelaskan betapa pentingnya melestarikan lingkuangan dan menjaganya agar tidak punah.
         Banyaknya pengetahuan yang kami dapat semoga saja dapat menjadi bekal buat kami agar dapat terus berupaya melestarikan lingkungan bagi generasi penerus. Apa yang kita miliki sekarang adalah titipan anak dan cucu kita maka cintai Lingkungan mu, lestarikan dan jaga dari kepunahan.

        Setahun sudah tak bertemu, tanpa di sadari ikatan persaudaraan semakin erat. Mereka bukan hanya teman atau sahabat bagi saya, tetapi sudah bagai saudara sekandung. Betapa rindunya saya dengan sahabat-sahabat saya membawa saya untuk kembali hanya sekedar bersilaturahmi. Moment Idul Fitri 2012 mempertemukan kami lagi di bulan september.
        Tak henti-hentinya saya bersyukur kepada Allah SWT memiliki sahabat, keluarga dan saudara seperti mereka. Berkah Allah SWT yang tak pernah saya bayangkan selama ini. Saya punya Abang-abang, Kakak-kakak, adik-adik dan orang tua yang begitu menyayangi saya di Kuala Lumpur. Sambutan mereka adalah Berkah dari Allah SWT yang tak pernah saya kira sebelumnya.
         Ya Allah saya kembali Ke Kuala Lumpur dengan harapan dapat bersilaturahmi dan mempererat persaudaraan diantara kami, terima kasih atas Berkah Mu ya Robb yang tak terbayangkan. Ya Allah Jangan biarkan Perbedaan, jarak dan kepentingan menghancurkan kekeluargaan yang telah kami bangun. Memiliki saudara seperti mereka adalah semangat dalam hidup saya, memiliki sahabat seperti mereka adalah pelepas rasa sedih dalam kehidupan saya, memiliki keluarga seperti mereka adalah Berkah dalam hidup saya.
         Terima kasih Teman, Sahabat, Saudara dan keluarga terbaik saya. Kalian adalah Berkah terbesar dalam Hidup yang Allah SWT berikan untuk saya, Semoga Allah SWT tetap menjaga dan melindungi hubungan ini sepanjang masa, walau perbedaan dan jarak merintangi namun semua itu bisa di jalani selama kita saling menjaga tali silaturahmi ini. Semoga persaudaraan ini menjadi Berkah buat kita semua, I miss you all.....