Thursday, April 14, 2011

Kiss from my nephew

Mungkin bener ya kata orang, anak kecil itu perasaanya kuat dan tak bisa di bohongi. Dia akan tahu kita benar-benar tulus menyayangi dia apa enggak. Seperti biasa setiap hari Jumat sampai dengan Minggu si kecil Karim berusia 3 (tiga) tahun, pasti dititipkan bundanya di rumah, karena bunda harus tugas sebagai dokter jaga di sebuah klinik.

Satu hari ketika aku sakit demam, si kecil Karim hanya bermain dengan komputer sendirian, sambil menari-nari dan bernyanyi melihat Barney beraksi di dalam adegan sebuah film anak-anak. Bosan bermain komputer dia kembali duduk di sebelahku sambil memperhatikanku yang tidak bergerak dari tidur karena demamku, aku tahu dia sedikit kawatir melihat aku yang hanya diam tertidur tanpa mengajaknya bermain seperti biasa, kemudian ia kembali berlari dan bermain bola dengan pengasuhnya di luar.

Setelah lelah bermain bersama pengasuhnya, ia kembali duduk di sampingku, hembusan nafas dari hidungnya menyadarkan aku, sambil berusaha membuka mata ku lihat dia tersenyum lalu mencium pipiku...cup..., kemudian dia bilang " Dede mo bobo deket Ibu ya..(my Nephew call me Ibu)", sambil terus memperhatikan ku tak lama dengan style bobo nunggingnya dia tertidur pulas didekatku.

Ya ampun...!!! wajah lucunya dan kecupan tulusnya di pipi ku sungguh membuat ku kembali semangat untuk sembuh, agar aku bisa kembali bermain bersamanya. Thanks My Nephew I know u luv me, aku tahu kamu pasti kawatir dan rindu ingin bermain bersamaku kembali, I luv U to Honey...muah..muah...

Sahabat Adalah Kekayaan Yang Sebenarnya

Dimanapun aku berada, kemanapun aku pergi, satu yang terpenting harus aku temui, yaitu kekayaan yang bernama Sahabat.

"Bak...mbak...duduk di sini aja...", Lebih dari sepuluh tahun yang lalu mungkin tak pernah terfikirkan oleh ku kata-kata ini yang akhirnya mengubah segalanya. Seorang teman baru di kelas ku bernama Lucy menyapa dengan lembut mengajak untuk duduk di sebelahnya, dengan gaya yang sedikit jaim (Jaga Image) aku menghampiri dan saling berjabat tangan memperkenalkan diri, sambil berbincang-bincang sedikit mengenai dirinya aku yang saat itu tak terlalu banyak berbicara hanya tersenyum memperhatikan celotehanya. Lucy teman terdekat ku yang telah merubah diri ku yang pendiam jadi bawel, dari aku yang katro jadi gaul he.he.he....

Sepuluh tahun yang lalu kaki-kaki muda kami menyusuri koridor kampus bersama. Terkadang tawa, canda, gosip dan kenakalan menghiasi hari-hari kami. Masi ingat ke jahilan yang Lucy buat ketika motor Arrez salah satu teman yang setia selalu mengantar dan jemput kami ke kampus, di belakang motor tepatnya di plat nomor di tuliskan "Ojeg Langganan", sesampainya di rumah Arrez baru sadar kalau di motornya ada tulisan itu langsung menelpon Lucy sambil marah-marah, tapi bukan lucy namanya kalau gak jail dan ini tak membuat kami benar - benar marah karena ulahnya.

Tak hanya bersamanya, ada beberapa teman lainya yang akhirnya satu per satu dekat dan menjadikan kami sekumpulan anak muda yang menjadi perhatian orang-orang di sekitar kami (maklum dari sekian banyak teman lelaki hanya kami berdua perempuan yang sering berkumpul bersama mereka), ada Jimmy yang Fiktor dan bawel, ada O'ge dengan kaca matanya melorot, ada Andri yang galak, Topan paranormal yang tampil trendy, Yun yang pendiam tapi jago komputer, Tino yang jago english dan programer, Willy yang narsis, Empriet yang cempreng, Bayu yang pelupa dll. (kangeeenn... banget sama kalian...).

Gaya tomboy, tubuh jangkung dan kurus serta T-shirt plus jeans belel gak pernah tertinggal dalam keseharian kami. Pernah ada seorang teman bernama Dedy menggoda kami (aku dan Lucy) dengan sebutan gawang Bola, karena seringnya kami kemana-mana berdua membuat mereka menyebut kami mirip gawang bola alias tiang gawang, "Awass... teriaknya kepada kami...gue mau tendang bola neh jangan deket-deket lo berdua" ucapnya sambil mengoda dengan gayanya yang ingin menendang bola masuk ke arah gawang, serentak kami pun tertawa di buatnya.

Hari demi hari persahabatan pun kian terjalin, tanpa di sadari berkumpul bersama teman-teman merupakan hal terpenting di sela-sela waktu kuliah kami yang berat walau kami berasal dari kelas dan fakultas yang berbeda - beda, nongkrong di warteg yang sama, bolos dari mata kuliah yang membosankan dan jalan-jalan ke bogor (menghirup udara segar), ke kota (pusat penjualan komputer) atau sekedar bermain games di Timezone (wahana permainan) adalah cara kami melampiaskan ke penatan. Maklum stasiun kereta Pondok cina begitu dekat dengan kami sehingga memudahkan kami untuk pergi di sela-sela kepenatan kami karena tugas kampus yang padat.

Sepuluh tahun yang lalu andai saja gedung yang berdiri di akses UI itu bisa berbicara, mungkin dia lebih pandai menceritakan bagaimana har-hari yang kami lalui bersama. Tukang ojeg di sekitar pun tahu karena kami sering terlambat pergi ke kampus, untuk mempercepat waktu kami gunakan ojeg untuk pergi ke kampus, Stasiun kereta api pondok cina adalah saksi kami melepas kepenatan, tak cukup rasanya diungkapkan lewat tulisan.

"Maaf ya..." kata-kata ini pun tak luput dari hari-hari kami dahulu, bukan hanya beradu mulut dan pertikaian biasa, tetapi mencintai orang yang sama pun pernah terjadi di antara kami. Begitu pula cinta dengan teman satu gank, karena gank kami terdiri dari lelaki dan perempuan yang sering melewati waktu bersama, sudah saling mengerti satu dengan yang lain, wajar rasanya bila salah satu atau salah dua dari kami terjalin perasaan yang lebih dari sekedar sahabat. Namun sungguh Allah SWT telah menjaga persahabatan ini hingga bisa mengalahkan pertentangan dan pertikaian yang ada. Perbedaan tidak menjadikan kesulitan yang berarti, namun menjadikan semua itu indah jika kami kenang.

Kini lebih dari sepuluh tahun persahabatan kami terjalin, melangkah bersama, bercerita bersama, berbagi dalam susah dan senang, tingkah iseng dan godaan nakal kami merupakan kenangan indah. Mungkin mereka tak pernah menhitung berapa tahun yang kami lewati bersama dan mungkin mereka juga tak pernah mengingat lagi saat-saat pertama kami bertemu, tetapi aku selalu berharap kisah kami tak akan pernah berakhir karena lebih dari sepuluh tahun kita mengukir kisah yang menurut kalian adalah hal yang kecil dan simple namun berharga buat ku.


Karena Sahabat adalah tempat dimana kita bisa merasa nyaman berada di antaranya, tanpa harus melihat kekurangan dan kelebihan yang di miliki, Karena Sahabat selalu menerima kita apa adanya dan melengkapi sisi kebutuhan jiwa, Karena Sahabat yang membuat perbedaan di antara kami menjadi indah. Teruntuk teman - teman ku di S1 (graduate school). Terima kasih....

Tuesday, March 1, 2011

An unforgettable day (bertemu Michael Baden Powell)

One day I was invited by my friend to come to Malaysia, where the twinning of our schools. In this event attend Michael Baden Powell's grandson of the Robert Baden Powell, Founder of the world Scout,Chief Scout of the world.

It's amaizing day for me, I can take a pictures with him also get a signature on my scout tie. This is a photograph of Michael Boden Powell signature that I got and this is really like a dream for me to meet with the grandson of Robert Baden Powell The Chief scout of the world. He said to me "Sorry this is the best I can do for you" because my tie too slick to write a sign, he feel Sorry about that but I said to him "That's ok Sir..., thank you..."

I give him a brown shawl, as a sign of our memories and he said to me that he was glad to meet a scout from Indonesia and wish go to Indonesia someday to meet all Indonesian scout. In the end when he will go to his car, scarf fell not know where, he tried to find and ask to us. scarves finally found again. I was amazed he was so appreciate our gift, even though he did not know where he fell still looking for the presence scarf until found again .


He call me to take a picture with scouts from Malaysia, and only me the scout from Indonesia at that time. Thank you Mr. Michael Baden Powell and Mrs. Joan Pawell it's amaizing day for me. I'll wait you to come to Jakarta Indonesia...

Saturday, February 26, 2011

Gadis kecil yang mencium pipiku

Akhir 2010 adalah awal kami bertemu, berawal dari undangan sebuah sekolah di Kula Lumpur Malaysia untuk sekolah kami, berangkatlah 10 adik-adik anggota Pramuka bersamaku untuk mengikuti acara tahunan SKTTDI 1 KL Malaysia yaitu Karnival Koko 2010.

Sebelumnya sudah beberapa teman yang saya kenal, melalui jalinan persahabatan di dalam kegiatan Pramuka tahun 2008 mereka datang berkunjung ke Sekolah kami, kemudian berlanjut pada undangan mereka pada acara tahunan tersebut. Kini bertambah lagi sahabat ku, dari yang kecil hingga besar dari yang termuda hingga yang tertua, semua menyambut kedatangan kami dengan meriah.

Malam pertama setelah pagi harinya adik-adik Pramuka menjalani kegiatan berkeliling Kuala Lumpur dan Hutan lindungnya di Bukit Kiara, kami mempersembahkan tarian Jaranan yang berasal dari Jawa. Selesai menari kami pun menyerahkan kuda lumping/kuda kepang kami sebagai tanda persahabatan diantara Pramuka Indonesia dan Pengakap Malaysia khususnya diantara sekolah kami.

Minggu pagi adik-adik di sugukan permainan anak-anak Malaysia dan kegiatan kokurikuler yang ada di sekolahnya, mulai dari Flying fox, bermain dengan ular piaraan, bermain dengan mobil pemadam kebakaran dan tak lupa pak polisi yang ganteng siap memberikan atraksi yang membuat adik-adik tertarik melihatnya. Tak kalah dari teman-teman di KL, kami pun memberikan sebuah atraksi yel..yel...Pramuka. Daffa, Arief, putri, Fikri, Muthary, Nadia, Anwar dan Michelle begitu sigap dan kompak dalam atraksi ini sehingga mendapatkan tepukan tangan yang begitu meriah dari orang-orang yang melihatnya.

Hari berikutnya adik - adik menjalani program Homestay selama 2 Hari 2 Malam di rumah orang tua angkat dan bersekolah bersama saudara angkat. sementara kami yang dewasa mempunyai program sendiri berkeliling Kuala Lumpur.

Rabu pagi hari kami berangkat menuju Lanchang Pahang, mengunjungi teman kami di SK Bolok, di suguhi begitu banyak makanan lezat dan berbagai perlombaan yang mempersatukan kami. Tak ada lagi sungkan, tak ada lagi malu dan tak ada lagi jarak yang memisahkan kami, semua bersama jadi satu bagaikan sahabat dan saudara yang tak terpisahkan. Sore hari setelah lelah bermain kami kembali ke Biodiversity, sebuah lembaga semacam departemen kehutanan yang menangani pelestarian hutan, di sana kami disediakan sebuah wisma yang sederhana namun nyaman.


Pagi harinya kami bersiap berangkat menuju kuala Gandah, sebuah badan Konservasi pelestarian Gajah, bermain dengan gajah, menaikinya hingga berfoto bersama gajah menambah kebahagiaan adik-adik, setelah itu kami pergi menuju sebuah pabrik pengolahan ekspor buah pepaya, mulai dari proses pencucuian hingga barang siap kemas di tunjukan dengan begitu menarik.

Tak beberapa lama kemi pun kembali ke wisma, setelah sejenak beristirahat kami pun berkeliling hutan lindung di Lanchang Pahang menyusuri sungai. Di dalam hutan yang lebat dan mengalirnya sungai yang jernih kami di bagi dalam beberapa kelompok yang terdapat di dalamnya teman-teman dari berbagai negara. kami di tugaskan untuk mencari binatang sungai yang berada dalam daftar yang di berikan. Memang dasar anak-anak walaupun mereka memilki tugas tetap tak lepas dari bermain dan bergurau. Lelah bermain di sungai, kami pun kembali ke wisma untuk beristirahat.

Seakan tak pernah lelah, walau pagi hingga malam hari di penuhi kegiatan, adik-adik tetap semangat menjalaninya dengan penuh senyum. Pagi hari kami kembali ke Kuala lumpur, namun sebelum kembali ke KL kami mampir ke sebuah kebun binatang mungil milik seorang anggota DPR di sana, Deerland namanya. Sang pemilik menceritakan bagaimana dia merawat binatang-binatang koleksinya dengan penuh kasih dan sayang, tibalah kami untuk masuk dan berbaur dengan binatang piaraanya dengan bebas, memberi makan rusa di hutan lepas, berfoto dengan beruang madu dan menyentuhnya tanpa takut, mengendong landak kecil dan banyak kegiatan bersama binatang yang sedikit pun tak membuat adik-adik takut untuk menyentuhnya.

Asik bermain dengan binatang, kami pun kembali menaki bus yang siap mengantar kami menuju Kuala Lumpur. Sesampainya di SKTTDI 1 Kuala Lumpur Malaysia adik-adik di sambut saudara dan orang tua angkat mereka, saat haru pun menyelimuti perjumpaan itu, karena mungkin ini jadi yang terakhir bagi mereka untuk bertemu dengan orang tua angkat dan saudara angkat yang selama ini bersama mereka. Bertukar souvenir, alamat dan saling berpelukan mesra membuat haru suasana.

Setelah beristirahat sambil menyantap hidangan siang, kami pun bersiap menuju bus yang akan membawa kami menuju Airport. Semakin terasa haru saat-saat itu kemudian aku abadikan lewat Handycame yang selalu melekat di leherku, sudut demi sudut sekolah ku abadikan, sesekali aku berucap dalam hati, "Tuhan terima kasih atas berkahMu hari ini, semoga ini kelak menjadi suatu awal yang baik bagi kami" dan tak lupa dalam hatiku pun berkata "Aku Pasti Kembali Sobat...!...Semoga...". kemudian kumasukkan Handycame ke dalam tas khusus camera dan beranjak menuju bus yang akan membawa kami ke Airport, di sesekali aku menyalami mereka satu persatu hingga langkahku terhenti pada seorang gadis kecil yang merentangkan kedua tanganya sambil tersenyum berharap agar aku memeluknya, Seketika aku membungkuk dan memeluknya, kemudian......Cup...Cup...dia menciumi kedua pipi ku... "bye...bye kakak..." ucapnya kemudian. karena di buru oleh waktu dan hanya tinggal aku sendiri yang belum berada di dalam bus, aku tak sempat lagi menanyakan siapa namanya walau batin ini ingin sekali tahu siapa kamu dik...?? di dalam Bus ku rasakan lambaian penuh kasih dari semua sambil berharap suatu hari aku pasti kembali untuk memeluk gadis kecil itu kembali dan menayakan siapa namanya.

Saturday, February 5, 2011

Memimpikan mu....

Perlahan ku buka pintu pagar bercat putih dan abu-abu dengan bentuk sederhana, kulangkahkan kaki ku seakan ada sesuatu yang ingin ku temui, dengan bahagia ku ucapkan salam sambil melangkah masuk ke dalam teras rumah, tapi tak ada jawaban salam seperti biasanya. Kuarahkan pandangan ku ke pintu depan rumah yang terletak di sebelah kanan dari pintu masuk pagar, tapi tak ku temui sosok itu duduk disana seperti biasanya, tak ku temui senyum bahagianya menanti kedatangaku di sana.

Dengan rasa penasaran kulangkahkan kaki ku menuju halaman samping rumah, halaman yang samping yang mungil terdapat pohon buah jambu bangkok dan belimbing di sana, buahnya tumbuh besar-besar dan rimbun menambah sejuk udara siang itu. perlahan kulangkahkan kaki ku menuju teras di samping rumah, ku temui sosok dirinya di sana, sedang duduk di depan teras kamar samping, kembali ku ucapkan salam sambil menghampirinya, dengan penuh harapan agar dia melihat ke arah ku dan memelukku seperti biasa. Betapa kecewanya aku ternyata dia tetap asik duduk sabil tersenyum mengupas jambu biji bangkok di tanganya.

Sesekali di panjangkan lehernya sambil mengarahkan pandanganya ke pintu pagar, seperti ada seseorang yang dia nanti -nanti, sambil menyisihkan buah jambu yang sudah dia kupas, wanita tua yang mengenakan sarung dan kebayanya itu kemudian duduk kembali dengan tenang menatap pintu pagar rumah, "Nek... ini aku nek..." sapa ku sambil mendekatkan diri kepadanya, " nenek lihat apa...??" ucap ku heran melihat ke arah pagar mengikuti pandangan nenek. "Nenek ini aku....!!!" teriak ku sambil menyentuh pundaknya.

Terkejut aku ketika tangan ini tak mampu menyentuh pundaknya, bagaikan bayangan tangan ini menyentuh tubuhnya, "Nenek....!!!" teriaku lagi dengan suara galau, namun nenek tetap diam sambil matanya menanti seseorang muncul di sana. "Nek... ini aku...aku kangen sama nenek...ini aku nek..." ucap ku berkali - kali sambil berusaha menyentuhnya, tetapi tetap aku tak dapat menyentuh tubuhnya dan aku kemudian menangis keras sambil berusaha memeluknya, tetapi dia tetap diam tak bergeming.

Seketika aku terbangun dari tidur, ku pandangi sekelilingku "Ya Allah ternyata aku bermimpi...", di dalam mobil yang membawaku pulang, aku menghapus air mata ini secepatnya sebelum semua orang heran melihatku menangis tanpa sebab. Lelah beraktivitas seharian membuat ku tertidur di mobil dan ternyata mimpi ini membuat aku kembali berfikir apa maksud dari mimpi ku ini.

Nenek adalah Ibu dari mama ku, dia seorang yang penyayang dan sabar, aku bersyukur bisa merasakan kasih sayangnya sebelum cancer di otak merenggut jiwanya tepat sehari sebelum hari kelahiran ku 20 Juni 1995 (saya lahir 21 juni). Dia selalu duduk menanti kepulangan ku dari sekolah di depan pintu atau di samping rumah sambil menikmati buah jambu bangkok hasil kebun di samping rumah. dengan senyum bahagia dia menjawab salam ku dan langsung memelukku dengan bahagi, setiap aku pulang dari sekolah sudah ada hidangan lezat masakanya yang tertata rapi di meja makan. Mungkin tak cukup rasanya menggambarkan betapa bahagianya memiliki nenek seperti dirinya, dia teman, sahabat dan orang tua yang selalu mendampingiku di segala hal (karena ayah dan ibu ku bekerja).

Kembali kepada mimpi ku, sesampainya aku di rumah setelah berehat sebentar aku terus membersihkan tubuh. Selepas mandi aku  merebahkan tubuh sesaat di kamar. "Dek tolong mama pasang ini dong..!" sapa mama dari balik pintu kamar ku sambil membawa Deker (alat untuk menyanggah lutut yang cedera). Baru-baru ini mama mengalami kecelakaan yang membuat lututnya bergeser, jadi dia harus mengenakan deker sebagai alat bantu dia berjalan. mama duduk di sisi tempat tidur ku dan aku pun duduk di bawah sambil memasang deker di kaki mama. dengan susah payah aku berusaha menarik deker agar bisa sampai ke lutut mama yang besar (karena tubuh mama yang gemuk). Mama pu tertawa melihat usaha ku memasangkan deker, sudah sampai di lutut ternyata dekernya terpasang terbalik, akhirnya kami pun tertawa terbahak-bahak bersama.

"Maaf ma di ulang lagi deh kebalik nih ucap ku", seketika ku pandangi wajahnya yang sudah mulai menua dan lelah bahkan untuk berdiri pun sulit dia lakukan, sesaat aku teringat akan mimpiku tadi di mobil, bagaikan ada yang membisikkan ku di telinga membuat aku tersadar, "ini lah artinya..." Mungkin.... Ya... saat-saat ini lah yang di maksud dari minpi itu. Rasanya nenek ingin menyadarkan ku dalam mimpi, untuk menghargai waktu yang Allah berika untuk ku, hingga saat ini aku masih di beri kesempatan untuk bisa menyentuh, memeluk dan melihat senyum di bibir ibu dan ayah ku. Mereka masih dapat mendengar suara ku untuk mengatakan betapa aku mencintai mereka, saat-saat berharga ini yang kelak akan hilang di saat kita baru menyadari betapa berharganya keberadaan mereka di sisi kita.

Ketika kamu memilkinya kamu gak akan pernah tau kapan kamu akan kehilanganya, ketika dia ada kamu gak pernah menghargai perhatianya kepada mu pada hal dia begitu besar menyayangi mu, ketika waktu mu sibuk dengan berbagai aktivitas yang mengelilingimu kamu gak pernah tau dia menanti kedatangan mu untuk memeluk mu dan mendengar cerita mu di sepanjang hari yang kamu lalui. Dan ketika kamu kehilangan dirinya maka kamu baru sadar... betapa besar cinta dan perhatian yang telah dia curahkan untuk mu semenjak kecil hingga dewasa. Maka manfaatkan lah waktu yang masih ada untuk menyadari betapa besar cinta yang ada di sekelilingmu tanpa harus menyesal ketika kamu sadar kamu sudah kehilangan dirinya.I love you grandma,I miss you...

Saturday, January 8, 2011

Ketika kamu terjatuh ingatlah untuk bangkit menjadi manusia kuat (versi Cinta)

Mencintai rasanya bagaikan terjun ke sebuah jurang tanpa tali pengaman, sesaat akan terasa terbang tinggi ke awan, tetapi sesaat dapat pula terhempas jatuh. Ketika dia datang seketika akan merubah segalanya yang ada pada diri kita, bahkan hal gila sekalipun yang tak pernah kita fikirkan dapat kita lakukan jika di atas namakan cinta, namun apa yang terjadi bila dia mengatakan tak menginginkan mu lagi dan ingin pergi meninggalkan mu.....???.

Dilema ini mungkin gak hanya saya yang pernah merasakan, hampir semua mahluk di dunia ini pasti pernah merasakan terhempas jatuh, baik lelaki maupun wanita pernah merasakan ini hanya jalan ceritanya mungkin sedikit berbeda. Hanya tinggal kita menjalani pilihan ini harus bagaimana, apakah kamu akan terus terhempas jatuh tanpa mau bangkit lagi dan terus menyalahkan keadaan atau ingin kembali bangkit dari semua itu dan menjadi manusia baru yang lebih kuat lagi.

Ketika dia mengatakan itu sekitar February 2008 saya hanya bisa terdiam dan menangis, sambil terus bertanya kepadanya karena apa...?? tetapi sebuah alasan klise yang saya dapat..., jarak yang memisahkan diantara kami (long distance) dan karir saya yang mulai menanjak. Ada apa dengan long distance...??? saya akan ikut kemana pun kamu pergi, ada apa dengan karir...??? akan saya tinggalkan bila itu membuat mu risau. Tetapi dia tak mengatakan mengapa, hanya sebuah janji akan datang kepada saya dan menjelaskan segalanya.

Bila kamu dalam posisi saya apakah akan menunggunya datang sesuai janji yang dia ucapkan....????..., ya saya menunggunya, bukan hanya menunggu, bahkan saya juga terus berusaha menghubunginya lewat sell phone, e-mail dll. tapi tak satu jua jawaban yang saya terima. Bahkan di hari kelahiranya 3 Maret saya terus mendoakanya agar dia dalam keadaan baik, selalu dalam lindunganNya dan di berkahi. Tetapi tak ada satu kata darinya yang memastikan mengapa dia mengatakan ingin pergi dari saya.

Awal 2009 saya pernah melihat dia di Jakarta dalam suatu sleksi calon pegawai di kawasan senayan, dia melihat saya, dia tahu itu saya bahkan dia berpura-pura tak melihat sambil terus sibuk menerima telpon. Saya tahan perasaan saya saat itu karena tak ingin semua orang melihat betapa ingin rasanya saya memukul wajahnya dan bertanya kemana dia selama ini, tetapi saya masih punya iman untuk menjaga sikap, hati dan persasaan ini. Hingga esok harinya saya mencoba mencari tahu di mana dia tetapi tak satu juga saya dapati jawabanya.

Suatu hari melalui jejaring sosial yang sedang buming saat itu saya coba cari tahu tentang dia, bahkan ide iseng saya muncul untuk mencari dia melalui internet. Saya dapati dia di sana dengan seorang anak balita berusia sekitar 1 tahun, saya lihat komentar teman-teman di bawahnya. Saya hitung usia balita itu dengan jarak saat dia mengatakan akan pergi dari saya ketika itu, bisa di tebak....! ingin rasanya saya berteriak keras melepas sakit di hati ini. Saya terhempas dan jatuh pada penyesalan teramat sangat, kenapa di saat saya begitu menyayanginya dia pergi dengan wanita lain dan berdalih hanya karena long distance dan karir saya. Segala caci maki dalam hati ini terucap untuk dia, bahkan sumpah serapah pun saya tujukan kepadanya, sepertinya lengkap sudah penantian saya selama ini.

Kenapa, mengapa dan apa yg membuat dia begini selalu menyelimuti fikiran saya, bahkan saya sempat tak ingin menyelesaikan sekolah master saya saat itu. Matahari tak pernah terbit bagi saya, bintang dan bulan tak dapat memancarkan sinarnya dalam pandangan saya, bahkan pelangi tak membuat hidup saya berwarna. Saya terus menyalahkan diri saya yang mungkin benar menurut dia terlalu sibuk dengan karir saya sehingga hampir tak ada waktu untuknya, saya terus menyalahkan diri saya yang tidak pernah memperhatikanya dan mungkin di saat itu wanita itu datang masuk memberikan yang dia inginkan dari saya.

Seorang sahabat datang ke pada saya mengatakan, "Bodoh kamu seandainya kamu masih menunggunya, Bodoh kamu bila kamu mengorbankan sekolah Master hanya karena dia, Kamu bodoh jika kamu jatuh dan hancur karena dia, Kamu harus bangkit..!!. tunjukan kepadanya kalau kamu bisa hidup tanpa dia, kamu bisa berhasil tanpa dia, bukan jatuh terhempas berkepin-keping tanpa ingin bangkit membalas sakit di hati kamu dengan keberhasilan kamu".
Seorang sahabat yang terkenal pandai di sekolah saya dulu juga berkata, " Banyak yang ingin berada di posisi kamu, bisa sekolah tinggi tanpa harus di halang-halangi, saya tak bisa seperti kamu karena tak ada biaya untuk sekolah, kesempatan yang kamu punya tak banyak orang memilkinya maka bersyukur lah masih banyak yang bisa kamu kerjakan dari pada sekedar menyesali lelaki pengecut seperti dia".
Seorang sahabat lagi mengatakan "Kamu cantik, terpelajar, tubuh kamu bagus saya yakin hanya orang bodoh saja yang mau melepaskan kamu dan salah satunya dia, buat dia menyesal tinggalkan kamu dan bukan menghacurkan cita-cita yang sedang kamu rintis serta melepaskan peluang yang ada"

Saya bersyukur memiliki banyak sahabat yang begitu peduli dengan saya, di saat saya terjatuh mereka raih tangan saya untuk bangkit, di saat saya bahagia mereka ingatkan saya untuk bersyukur atas apa yang Tuhan beri untuk saya. "Jangan pernah menghitung apa yang pernah hilang dalam hidup mu tetapi coba manfaatkan apa yang ada dalam dirimu dan jadi lah manusia kuat".

Buat kamu di sana...tak satu juga lelaki yang hadir dalam hati ini, saya selalu menunggu kehadiran kamu sepanjang hari yg saya lalui menyapa saya dari balik pintu rumah, menanti kata-kata sayang kamu kepada saya, dan selalu berharap kamu datang menepati janji mu seperti dulu.
Tapi...itu dulu ketika saya tak tahu bagaimana caranya untuk bangkit dari hempasan kuat yang kamu berikan, kini saya bisa berdiri tanpa kamu, saya raih cita-cita saya tanpa kamu. Terima kasih telah menjadikan saya manusia kuat walau pernah kamu hempaskan, saya pastikan kamu menyesal melepaskan saya,dan saya akan buka hati ini untuk seseorang yang beruntung.