Saturday, February 5, 2011

Memimpikan mu....

Perlahan ku buka pintu pagar bercat putih dan abu-abu dengan bentuk sederhana, kulangkahkan kaki ku seakan ada sesuatu yang ingin ku temui, dengan bahagia ku ucapkan salam sambil melangkah masuk ke dalam teras rumah, tapi tak ada jawaban salam seperti biasanya. Kuarahkan pandangan ku ke pintu depan rumah yang terletak di sebelah kanan dari pintu masuk pagar, tapi tak ku temui sosok itu duduk disana seperti biasanya, tak ku temui senyum bahagianya menanti kedatangaku di sana.

Dengan rasa penasaran kulangkahkan kaki ku menuju halaman samping rumah, halaman yang samping yang mungil terdapat pohon buah jambu bangkok dan belimbing di sana, buahnya tumbuh besar-besar dan rimbun menambah sejuk udara siang itu. perlahan kulangkahkan kaki ku menuju teras di samping rumah, ku temui sosok dirinya di sana, sedang duduk di depan teras kamar samping, kembali ku ucapkan salam sambil menghampirinya, dengan penuh harapan agar dia melihat ke arah ku dan memelukku seperti biasa. Betapa kecewanya aku ternyata dia tetap asik duduk sabil tersenyum mengupas jambu biji bangkok di tanganya.

Sesekali di panjangkan lehernya sambil mengarahkan pandanganya ke pintu pagar, seperti ada seseorang yang dia nanti -nanti, sambil menyisihkan buah jambu yang sudah dia kupas, wanita tua yang mengenakan sarung dan kebayanya itu kemudian duduk kembali dengan tenang menatap pintu pagar rumah, "Nek... ini aku nek..." sapa ku sambil mendekatkan diri kepadanya, " nenek lihat apa...??" ucap ku heran melihat ke arah pagar mengikuti pandangan nenek. "Nenek ini aku....!!!" teriak ku sambil menyentuh pundaknya.

Terkejut aku ketika tangan ini tak mampu menyentuh pundaknya, bagaikan bayangan tangan ini menyentuh tubuhnya, "Nenek....!!!" teriaku lagi dengan suara galau, namun nenek tetap diam sambil matanya menanti seseorang muncul di sana. "Nek... ini aku...aku kangen sama nenek...ini aku nek..." ucap ku berkali - kali sambil berusaha menyentuhnya, tetapi tetap aku tak dapat menyentuh tubuhnya dan aku kemudian menangis keras sambil berusaha memeluknya, tetapi dia tetap diam tak bergeming.

Seketika aku terbangun dari tidur, ku pandangi sekelilingku "Ya Allah ternyata aku bermimpi...", di dalam mobil yang membawaku pulang, aku menghapus air mata ini secepatnya sebelum semua orang heran melihatku menangis tanpa sebab. Lelah beraktivitas seharian membuat ku tertidur di mobil dan ternyata mimpi ini membuat aku kembali berfikir apa maksud dari mimpi ku ini.

Nenek adalah Ibu dari mama ku, dia seorang yang penyayang dan sabar, aku bersyukur bisa merasakan kasih sayangnya sebelum cancer di otak merenggut jiwanya tepat sehari sebelum hari kelahiran ku 20 Juni 1995 (saya lahir 21 juni). Dia selalu duduk menanti kepulangan ku dari sekolah di depan pintu atau di samping rumah sambil menikmati buah jambu bangkok hasil kebun di samping rumah. dengan senyum bahagia dia menjawab salam ku dan langsung memelukku dengan bahagi, setiap aku pulang dari sekolah sudah ada hidangan lezat masakanya yang tertata rapi di meja makan. Mungkin tak cukup rasanya menggambarkan betapa bahagianya memiliki nenek seperti dirinya, dia teman, sahabat dan orang tua yang selalu mendampingiku di segala hal (karena ayah dan ibu ku bekerja).

Kembali kepada mimpi ku, sesampainya aku di rumah setelah berehat sebentar aku terus membersihkan tubuh. Selepas mandi aku  merebahkan tubuh sesaat di kamar. "Dek tolong mama pasang ini dong..!" sapa mama dari balik pintu kamar ku sambil membawa Deker (alat untuk menyanggah lutut yang cedera). Baru-baru ini mama mengalami kecelakaan yang membuat lututnya bergeser, jadi dia harus mengenakan deker sebagai alat bantu dia berjalan. mama duduk di sisi tempat tidur ku dan aku pun duduk di bawah sambil memasang deker di kaki mama. dengan susah payah aku berusaha menarik deker agar bisa sampai ke lutut mama yang besar (karena tubuh mama yang gemuk). Mama pu tertawa melihat usaha ku memasangkan deker, sudah sampai di lutut ternyata dekernya terpasang terbalik, akhirnya kami pun tertawa terbahak-bahak bersama.

"Maaf ma di ulang lagi deh kebalik nih ucap ku", seketika ku pandangi wajahnya yang sudah mulai menua dan lelah bahkan untuk berdiri pun sulit dia lakukan, sesaat aku teringat akan mimpiku tadi di mobil, bagaikan ada yang membisikkan ku di telinga membuat aku tersadar, "ini lah artinya..." Mungkin.... Ya... saat-saat ini lah yang di maksud dari minpi itu. Rasanya nenek ingin menyadarkan ku dalam mimpi, untuk menghargai waktu yang Allah berika untuk ku, hingga saat ini aku masih di beri kesempatan untuk bisa menyentuh, memeluk dan melihat senyum di bibir ibu dan ayah ku. Mereka masih dapat mendengar suara ku untuk mengatakan betapa aku mencintai mereka, saat-saat berharga ini yang kelak akan hilang di saat kita baru menyadari betapa berharganya keberadaan mereka di sisi kita.

Ketika kamu memilkinya kamu gak akan pernah tau kapan kamu akan kehilanganya, ketika dia ada kamu gak pernah menghargai perhatianya kepada mu pada hal dia begitu besar menyayangi mu, ketika waktu mu sibuk dengan berbagai aktivitas yang mengelilingimu kamu gak pernah tau dia menanti kedatangan mu untuk memeluk mu dan mendengar cerita mu di sepanjang hari yang kamu lalui. Dan ketika kamu kehilangan dirinya maka kamu baru sadar... betapa besar cinta dan perhatian yang telah dia curahkan untuk mu semenjak kecil hingga dewasa. Maka manfaatkan lah waktu yang masih ada untuk menyadari betapa besar cinta yang ada di sekelilingmu tanpa harus menyesal ketika kamu sadar kamu sudah kehilangan dirinya.I love you grandma,I miss you...

No comments:

Post a Comment