Friday, August 17, 2012

NARKOBA Itu Jahat

Bertemu denganya membuat aku kembali ke masa kecil bersamanya, seorang teman dari masa kecil yang begitu melindungi dan menyayangi ku ketika itu, kini terlihat lusuh dan tak berdaya. Kamu yang dulu berdiri tegap melindungiku, tangan mu yang selalu mengengam jemariku mengiringi langkah mungilku, dan wajah mu yang ganteng selalu tersenyum membuat aku tenang disisimu.

Kakak..., ingin rasanya saat itu aku meraih tangan mu dan berkata ini aku kak, si kecil yang dulu selalu bermain bersama kakak, yang selalu kakak gendong dan membimbing langkah kecilku bermain bersama. Mengapa kakak seperti ini sekarang...?? dimana kakak ku yang selalu tersenyum memberi isyarat "tenang lah dik...ada kakak di sini..", dimana suara lucu mu yang selalu menghiburku, dimana keceriaan mu dan mata indah itu yang selalu membuat aku merasa tenang bersama mu.

Sekian tahun yang lalu masa kecil di sudut kota Jakarta, di sebuah gang kecil dan rumah kontrakan yang sederhana, di sanalah aku di lahirkan dan melalui masa kecil ku hinga usia 3 tahun. di seberang rumah kontrakan ku ada sebuah rumah paling besar diantara rumah lainya. Sebuah keluarga yang tergolong mampu berada di sana, dengan keluarga itu aku sudah bagaikan keluarga sendiri, ibu itu sudah bagaikan mama ku sendiri, Bapak juga sudah bagaikan Bapak ku sendiri dan ke 9 anaknya sudah bagaikan kakak ku sendiri. Diantara 9 anaknya itu hanya 2 yang dekat dengan ku, Sebut saja "P" dan "A".

Mama Al sudah seperti mamaku sendiri, dulu ketika aku lahir mama Al yang menunggui kelahiranku di rumah sakit, mama Al juga yang sering mengasuh ku bila orang tua ku pergi bekerja. Karena kesibukanya bekerja orang tua ku suka lupa hari ulang tahun ku, tetapi mama Al selalu ingat dan selalu dia bilang "anak mama mana mungkin mama lupa ulang tahunya", kakak "P" dan kaka "A" adalah kakak yang begitu menyayangiku, dua lelaki itu selalu mengajak ku bermain, menghiburku dan melindungiku. Hingga usia 3 tahun aku berada di sana, sampai pada saatnya orang tua ku mendapatkan rumah untuk kami di daerah pinggir kota, karena jaraknya jauh dari sana aku berpisah dengan mereka cukup lama hingga aku beranjak remaja.

Bertemu lagi dengan kakak "P" dan kakak "A" ketika aku duduk di kelas Empat Sekolah Dasar, saat itu kakak "P" sudah ada di kalimantan untuk sekolah di perguruan tinggi, kabarnya dia mulai tak beres dengan pergaulanya hingga terpaksa menikah dengan wanita di sana, rumah yang dulu megah dan nyaman bahkan lebih megah diantara rumah lainya kini berubah menyeramkan dan kusam, mama Al sudah tak dapat berdiri sempurna lagi karena stroke, Bapak seorang pensiunan yang sudah tak segagah dulu lagi dan dan kakak-kakak di sana tak seramah dulu lagi, namun kakak "A" masih seperti dulu ketika ku kecil. Senyum nakalnya dan suara lucunya masih tetap membuat aku tertawa dan terhibur karenanya. Mama Al pun masih begitu menyayangi ku, ingat sekali betapa rindunya ia dengan ku sampai-sampai dia sempatkan memanggil semua teman-teman kakak "A" untuk datang ke rumahnya merayakan ulang tahun ku (karena ketika itu aku berulang tahun). dengan tergopoh-gopoh dia persiapkan mendadak ulang tahun ku, dia titipkan juga kado ulang tahun untuk ku, tak henti-hentinya dia memeluku dan menciumi pipiku penuh kerinduan "ini anak mama...ini anak mama..." ucapnya lagi.

Selang beberapa lama kami kembali tak pernah bertemu lagi, hingga aku menginjak perguruan tinggi, ketika bertemu denganya terakhir kali, dia menangis memeluku, sambil sesekali berbincang dengan mamaku tentang hidupnya yang kini tak sebaik dulu, rumah megah itu sudah sebagian di sekat dan di sewakan kepada orang asing (nigeria), 4 anaknya terkena pergaulan bebas dan ada juga yang terkena NARKOBA (Narkotika dan Obat terlarang). Air matanya mengalir sambil sesekali dia meratapi hidupnya yang tak berdaya lagi karena stroke. Kakak "P" dan kakak "A" pun sudah tak seperti dulu lagi, mata mereka tak sejernih yang dulu lagi, senyum mereka tak seindah masa kecil ku.Bagi ku mereka terlihat seperti orang down sindrom, aku hanya bisa terdiam dan menangis dalam hati. Kakak...kenapa bisa begini....???.

NARKOBA (narkotika dan Obat terlarang) memang jahat, dia menghancurkan hidup kedua kakak yang begitu aku sayangi, dua orang kakak yang selalu melindungiku di masa kecil, selalu tersenyum dan menghiburku di kala sedih. suara jernih dan binar mata indah mereka tak bisa ku temui lagi, wajah ganteng dan senyum damai mereka seakan tercemar oleh NARKOBA yang merusak otak mereka. Wajah lusuh, mata kosong dan dekil merubah semua keindahan masa kecil kami.

Setahun kemudian mama Al meninggal dunia, dan berturut 2 tahun kemudian Bapak pergi menyusul mama Al kembali ke pada sang pencipta, dengan meninggalkan duka yang mendalam akibat perbuatan anak-anaknya.Sejak itu aku tak pernah lagi bertemu dengan kakak "P" dan "A", aku merasa takut untuk berdekatan dengan mereka, karena NARKOBA sudah merubah mereka bukan seperti kakak-kakak ku yang lalu.

Pagi ini aku melewati tempat di mana masa kecil ku itu tertinggal, ku lihat sudut-demi sudut sudah mulai penuh berdesakan rumah-rumah liar, tak seperti dulu masih ada sedikit jalan untuk bisa di lewati, lalu lalang kendaraan penuh sesak. kemacetan tak dapat terhindari. Sejenak pandangan ku terpaku pada sebuah gang kecil di seberang sana, dan di sebuah gubuk kecil di depan gang itu duduk kakak "P" di sana sambil meminta uang pada pengemudi angkot yang singgah mencari penumpang di sana, sesekali ia berteriak memanggil penumpang, setelah angkot penuh pengemudi angkot akan memberinya uang. Kemudian ku alihkan lagi pandangan ku kesosok lainya, sambil mencari-cari sosok kakak "A" di sana, tetapi tak ku temui dia di sana.

Aku kembali memasuki sebuah sekolah di seberang jalan itu, di sana lah orang tua ku bekerja sebagai guru. Aku memasuki kantor untuk beristirahat sejenak, seketika aku terkejut seketika di sana sudah duduk kakak "A" bersama ibu ku sedang berbincang-bincang di sana, aku berusaha menjaga perasaan ku dan dengan tenang masuk ke dalam ruangan itu. Dia sama sekali tak mengenaliku fikirku bahkan dia tak sedetik juga menoleh ke hadapan ku.

Kakak maaf kan aku tak menegurmu saat itu, aku ingin sekali menjabat jemarimu seperti masa kecil dulu, aku ingin sekali mengulang masa indah kecil kita dulu. Tetapi aku terlalu takut untuk dekat dengan mu, wajah lusuh, mata kosong dan cara bicaramu seperti orang tak waras, itu sudah cukup bagi ku mengisaratkan kamu masih ketergantungan obat terlarang. Aku hanya dapat memandangimu dari balik lemari tanpa bisa berucap "ini aku kakak....si kecil yang selalu berteriak memanggil mu ketika membutuhkan pembelaan, menangis ketika meminta kau menggendongku. Kakak ingin rasanya ku lihat kembali binar mata indahmu yang membuat damai hati ini, ingin rasanya ku dengar suara lucu mu menghibur ku yang sedih, ingin rasanya aku merasakan gengaman jemarimu membimbingku bermain bersama seperti saat kecil dulu". Semoga Allah membimbing langkah mu kakak, Semoga Allah memberi mu hidayah untuk kembali ke jalanNya.

NARKOBA itu jahat, dia telah merenggut kebahagiaan masa kecil ku, tolong Tuhan kembalikan kakak-kakak terbaik ku seperti masa kecil dahulu.

No comments:

Post a Comment