Thursday, February 23, 2012

Mutiara-mutiara berbakat yang saya tinggalkan

Datang berkunjung sejenak setelah saya akhirnya berkeputusan untuk mengundurkan diri membuat saya tak mampu berkata-kata, sebuah laptop milik sekolah yang sepanjang hari bersama saya bahkan saat tertidurpun tak pernah saya tinggalkan, kini saya harus tinggalkan. bukan masalah laptop masih bisa di beli dengan uang bahkan bisa lebih bagus lagi, tetapi sejarah dari laptop itu lah yang membuat saya tak mampu melepaskanya (semoga kalian bisa menjaganya seperti saya menjaganya selama in).

Sambil sesekali memandang keluar saya bertemu dengan murid kelas 3 yang sedang berolah raga, seorang anak langsung berteriak memanggil saya ketika itu, seketika semua teman-temanya ikut menghampiri saya dengan berlari kecil meraih tangan saya untuk bersalaman.

Si ompong dan sipit ini memang begitu ceriwis, setiap bertemu saya dia selalu bercerita berbagai hal termasuk soal teman lelaki yang dia sukai. Dulu saya sempat perlahan menuntun dia untuk menulis sebuah cerita dari pengalaman hidupnya, awalnya sulit, namun kemudian dia datang kepada saya tangan mungilnya menarik tangan saya memberi tanda agar saya mendekatkan telinga saya di depan mulutnya, perlahan saya membukukkan badan, "Kakak aku punya cerita, sudah aku tulis, tolong di masukkan ke dalam blogg ya..." bisiknya kepadaku. Seketika saya ingin berteriak bahagia rasanya saat itu, Alhamdulillah ternyata pendekatan saya untuk menuntun dia menuju bakatnya membuahkan keberanian buat dia menampilkan cerita yang dia tulis sendiri ke dalam Blogg sekolah.

Kini saya hanya bisa terdiam mendengarkan dia berceloteh seperti biasanya, sambil terus menatapi mimik wajahnya yang lucu bila sedang bercerita, sesekali saya berusaha menarik nafas saya perlahan dan dalam dengan harapan dapat menahan keluarnya air dari sudut mata ini. Saya tak ingin dia tahu kalau saat itu ingin rasanya saya terus memeluknya dan leher ini sudah terlalu sakit menahan agar tak keluar air dari mata saya. tak beberapa lama ia pun pamit untuk bergabung untuk olah raga dengan teman-teman lainya, sebelum dia berlari menuju ke sana saya menarik tanganya dan memberika sebuah buku cerita yang mungkin bermafaat untuknya kelak. "Jangan berhenti menulis ya... karena itu kelebihan mu yang belum kamu sadari"

Kemudian saya susuri karidor sekolah, dari celah jendela sekolah yang kecil ku perhatikan kalian satu persatu, anak-anak berbakat yang entah siapa nanti akan menuntun mereka untuk menyadari bakat mereka. di ujung kantin seorang murid kelas 1 berlari kearahku bersama temanya "Miss....!!" teriaknya sambil memeluk saya, "Cium Miss..." ucapnya kemudian saya dekatkan pipi saya untuk dia cium di ikuti teman-temanya bersalaman dengan saya. Si kecil ini manja di kelas, ketika saya mengajar di kelasnya, dia senang sekali bila sudah melakukan sesuatu saya memujinya, dan tentu saja dengan minta di gendong atau minta mencium pipi saya seperti sekarang ini.

Perlahan saya naiki anak tangga satu-persatu.... ku pandangi lagi setiap lorong yang saya lewati, yang selama ini tak pernah berarti menurut saya. Seketika di ujung kelas sana sekumpulan murid yang guru kelasnya kebetulan belum datang ke kelas berteriak memanggil saya, "Kakak.... !!" Panggil murid kelas 6 dan 5 yang sudah cukup dekat dengan saya  mereka sambil berlari meraih tanga untuk bersalaman . sejenak saya kembali bersenda gurau dan bercerita bersama mereka, mengenang masa-masa kami bersama pergi ke Malaysia, tentang pelajaran dan lainya. "kak kenapa sih gak kakak lagi yang ngajari bahasa Inggris..??" pertanyaan mereka yang tak bisa saya jawab, dan memuat dada ini terasa sesak, adik-adik kecil saya ingin sekali...tetapi itu tak mungkin dan saya tak bisa menjawabnya mengapa.

Tak terasa waktu yang kami habiskan membuat mereka harus kembali ke kelas, perlahan saya pamit dan berjanji akan main lagi suatu saat nanti, entah apakah saya sanggup suatu hari nanti kembali kesana dan apakah kalian pun masih mengingat saya, hanya waktu yang bisa menjawab.

Kalian lah mutiara-mutiara berbakat yang saya tinggalkan, suatu hari nanti kalian yang akan mengendalikan dunia dengan bakat pada diri kalian, kembangkan, sadari dan jaga anugrah Tuhan pada diri kalian. Karena setiap anak itu Spesial dan setiap manusia itu Pintar/cerdas pada bidangnya masing-masing. Tidak ada manusia yang bodoh, yang ada hanyalah manusia yang malas.

No comments:

Post a Comment